Jakarta - Warga Paris dan kota-kota lain di Prancis bakal menghadapi Natal yang kelabu tahu ini. Aksi pemogokan pekerja menentang reformasi pensiun yang sudah memasuki hari ke delapan, telah melumpuhkan layanan kereta api dan metro. Bagi warga Paris yang sangat tergantung pada transportasi umum, aksi mogok kerja ini tentu akan menyulitkan mereka merayakan Natal.
Konfederasi Serikat Buruh di Prancis atau Confederatoin Generale du Travail (CGT) memberikan peringatan bahwa aksi mogok kerja akan berlanjut tanpa jede hingga Natal. Menurut Laurent Brun, Kepala CGT untuk tranportasi kereta api mengatakan, tidak akan ada pemogokan transportasi selama Natal, jika pemerintah mendukung diadakannya revisi reformasi UU Pensiun. "Tidak ada libur Natal kecuali pemerintah sadar," katanya kepada stasiun radio Franceinfo seperti diberitakan dari laman frence24.com, Kamis, 12 Desember 2019.
Sebelumnya Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe menyampaikan usulan Presiden Emmanuel Macron yang mengharuskan pekerja-pekerja pada kelompok usia termuda tetap bekerja dua tahun lebih lama hingga usia 64 tahun agar berhak mendapatkan pensiun penuh.

Masa usia pensiun sesuai hukum menurut Philippe tetap 62 tahun. Namun para pekerja akan didorong untuk tetap bekerja hingga usia 62 tahun melalui sistem bonus dan diskon. Usulan itu tentu saja ditolak mentah-mentah para pekerja dan mengancam akan melanjutkan aksi mogok.
Bila aksi mogok pekerja transportasi berlanjut hingga Tahun baru, diprediksi akan semakin berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat Prancis. Rencana mereka untuk liburan menggunakan transportasi umum seperti pesawat, kereta api, dan metro akan gagal total.
Selama aksi mogok berlangsung dalam delapan hari, sempat terjadi sempat terjadi ketegangan di sejumlah kota. Polisi menembakkan gas air mata ke para pengunjuk rasa di Nantes dan Lille. Para aktivis membakar mobil di kota pelabuhan Mediterania Marseille, yang membuat kota-kota di Prancis semakin lumpuh.
Pemerintah menyatakan perubahan itu akan memastikan sistem tersebut “adil dan berkelanjutan” mengingat pertumbuhan populasi dengan rekor banyaknya warga berusia di atas 90 tahun. Sudah tiba waktunya untuk membangun sistem pensiun universal berbasis ," kata Perdana Menteri Philippe.
Sementara Presiden Macron mengatakan pemerintah siap melakukan dialog terbuka dengan serikat pekerja. Ia menyerukan untuk membuka pembicaraan baru dengan serikat pekerja. "Pemerintah telah membuat proposal dan sekarang dialog harus terbuka," katanya.[]
Baca Juga: