Jakarta - Staf Khusus Menteri Perhubungan bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Internasional, Abdulhamid Dipopramono mengatakan, pemindahan ibu kota Negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur akan dilengkapi dengan pembangunan transportasi massal yang memanfaatkan energi listrik dan menggunakan sistem terbarukan.
Menurut Abdul, hal tersebut sesuai dengan apa yang telah disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Yaitu semua kendaraan darat menggunakan teknologi listrik, dari motor, bus, maupun kereta api," ujarnya saat ditemui dalam 'Seminar Nasional Jalan Kebudayaan Membangun SDM Unggul untuk Indonesia Maju' di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2019.
Ibu Kota Indonesia rencananya berlokasi di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Menurut dia, wilayah tersebut akan disulap menjadi kota ramah lingkungan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Pada dasarnya, kota baru ini akan lebih sederhana dan bebas polusi.
"Yang pasti pembangunan jalan tol akan lebih kita tingkatkan dan menentukan titik-titik terminal yang pas. Selain itu, ada juga kereta api yang menghubungkan ke kota-kota sekitarnya," kata dia.
Mengenai konsep perencanaan pembangunan di sana, Abdul sangat menginginkan pemanfaatan dan pemakaian energi listrik. Sebab, hal tersebut akan menghindari masalah polusi udara.

"Pada dasarnya, kota baru ini akan lebih sederhana dan bebas polusi," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan kawasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur menjadi kawasan Ibu Kota Negara.
"Menyimpulkan ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah telah mengkaji sejumlah calon kawasan ibu kota di Pulau Kalimantan dan yang terpilih adalah Kalimantan Timur, karena telah memenuhi sejumlah kriteria yang dibutuhkan untuk kawasan ibu kota.
Kriteria yang dia maksud di antaranya, memiliki lokasi strategis di tengah-tengah Indonesia, tidak rentan terhadap terpaan bencana, seperti gempa, tsunami, banjir, dan tanah longsor.
Kemudian, tidak terisolir dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang di sana, seperti Balikpapan dan Samarinda. []
Baca juga: Prabowo Dukung Pemindahan Ibu Kota Dengan Empat Catatan