Jakarta - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim, meminta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengevaluasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) menyusul kasus siswa bunuh diri diduga akibat banyaknya tugas daring PJJ dari sekolahnya.
Adapun kejadian itu dilakukan siswa SMA di Kecamatan Manjuju, Gowa, Sulawesi Selatan bernama MI. Ia nekat bunuh diri minum racun rumput pada Sabtu, 17 Oktober 2020.
"Kejadian bunuh diri oleh siswa di kabupaten Gowa Ini seharusnya menjadi alarm yang sangat keras kepada pemerintah dan dengan tegas memperingatkan pemerintah bahwa masalah penugasan-penugasan ini adalah sesuatu yang sangat serius memberikan dampak depresi kepada siswa," kata Ramli lewat keterangan tertulisnya, Senin 19 Oktober 2020.
Ilustrasi bunuh diri. (Foto: Tagar)
Ramli yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia menuturkan, kasus seperti ini bukan kejadian tunggal. Menurutnya, banyak siswa mengalami stres akibat PJJ yang tidak memiliki standar khusus.
Belum lagi, kata Ramli, mudahnya guru memberikan tugas menjadi beban yang berat bagi siswa. Di satu sisi, tugas yang diberikan menumpuk, ditambah akses internet di lingkungan rumah tidak memadai.
"Korban bunuh diri akibat depresi dengan banyaknya tugas-tugas daring dari sekolahnya. Korban kerap bercerita pada teman-temannya perihal sulitnya akses internet di kampung, sulitnya akses internet di kediamannya menyebabkan tugas-tugas daringnya menumpuk," ujar Ramli.
Korban kerap bercerita pada teman-temannya perihal sulitnya akses internet di kampung.
Harusnya, kata Ramli, kepala sekolah dan guru konseling mampu mengetahui dan mengukur beban yang dialami oleh siswa ketika menerima penugasan yang diberikan oleh guru.
Lebih lanjut, Ramli meminta agar semuanya dipertimbangkan agar tidak lagi terjadi korban. Misalnya kemampuan jaringan internet suatu daerah, ketersediaan siswa memiliki alat, baik smartphone, laptop atau komputer. Begitu juga memetakan kemampuan ekonomi siswa di tiap daerah.
"Pemerintah tidak berlepas tangan cukup dengan memberikan kuota data kepada siswa saja tetapi memahami secara penuh suasana dan kondisi pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Dan semua itu seharusnya diatur dan dibuat standarnya oleh Kemdikbud," ujarnya.
Seperti diketahui, siswa MI melakukan aksi nekat tersebut diduga karena depresi dengan banyaknya tugas PJJ dari sekolah. Aksi bunuh diri minum racun rumput itu terekam dalam video berdurasi 32 detik di ponsel milik MI.
Jika Anda butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi, tekanan mental, atau kesehatan jiwa. Termasuk melihat atau mengetahui orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri, Anda dapat menghubungi fasilitas layanan darurat Kementerian Kesehatan Indonesia di call center dengan memencet nomor 119.