Jakarta - Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto menuturkan rencana pembentukan holdingisasi asuransi untuk menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya harus diperhitungkan dengan matang. Tak hanya tujuan jangka pendek, tapi tujuan jangka panjang ke depan.
"Tujuan jangka panjang dari pembentukan holding tersebut adalah meningkatkan daya saing," kata Toto Pranoto di Jakarta, Minggu, 12 Januari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: Erick Thohir Sebut Window Dressing BUMN Kriminal
Dengan demikian, kata dia Jiwasraya masih bisa bersaing dengan para pemain asuransi global yang sudah eksis dan beroperasi di Indonesia. Selain itu, menurutnya pembentukan holdingisasi BUMN perlu dilihat dalam konteks penciptaan nilai atau value creation.
"Di mana kalau ada BUMN-BUMN yang digabung dalam satu holding harus mampu menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan ketika mereka berjalan secara masing-masing," ucapnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan akan menindaklanjuti hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait kasus Jiwasraya yang berpotensi menyebabkan kerugian negara hingga Rp 13,7 triliun.
Salah satunya dengan menyiapkan formula yang diracik Kementerian BUMN bersama Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Tentunya segera menindaklanjuti formula yang sudah kami siapkan untuk menyembuhkan Jiwasraya," ucap Erick.
Melalui Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, Erick juga memaparkan tiga langkah khusus untuk menangani Jiwasraya, salah satunya holdingisasi asuransi. Rencana ini diharapkan dapat terlaksana pada kuartal pertama atau kedua
Erick mengungkapkan rencana pembentukan holdingisasi untuk PT Asuransi Jiwasraya berpotensi menghasilkan dana segar atau cash flow sekitar Rp 1,5 triliun sampai dengan Rp 2 triliun bagi nasabah. []