Jakarta - Sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan nasi dan sagu sebagai makanan pokok sehari-hari. Namun, di belahan dunia lain ada beberapa komoditas yang dijadikan makanan pokok dengan berbagai olahan.
Berikut Tagar rangkum tujuh komoditas yang menjadi makanan pokok di dunia.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
1. Gandum
Jika di Indonesia gandum lebih sering digunakan sebagai olahan untuk membuat roti, hal ini menjadi berbeda dengan beberapa negara di dunia.
Negara seperti Amerika Serikat, China, Iran, Rusia, dan India diketahui merupakan beberapa negara dengan jumlah konsumsi gandum terbesar di dunia.
Mengutip laman healthline.com, gandum memiliki nutrisi yang beragam. Dalam seratus gram gandum, terdapat sekitar 340 kalori, 71 gram karbohidrat, dan energi sebesar 1369 kJ.
Biasanya, gandum diolah seperti nasi, namun tidak jarang tanaman bernama latin Triticum ini diolah menjadi sereal untuk kemudian disantap saat sarapan.
Tumbuhan Sorgum. (Foto: Pixabay)
2. Sorgum
Sorgum merupakan tanaman yang biasanya dikonsumsi masyarakat di hampir seluruh negara-negara di Afrika, seperti Sudan, Maroko, Somalia, Libya, dan Mesir. Selain untuk makanan pokok, Sorgum juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri pakan ternak dan penyulingan alkohol.
Sorgum memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam seratus gram sorgum terdapat 75 gram karbohidrat dan 1420 kJ energi. Makanan ini tidak mengandung gluten sehingga cocok kepada orang yang mengidap celiac (alergi gluten).
Ilustrasi Kacang Kedelai mampu bersihkan komedo. (Foto: Pixabay)
3. Kedelai
Kedelai merupakan tumbuhan berjenis kacang-kacangan yang menjadi salah satu makanan pokok di dunia. Kacang kedelai umum digunakan sebagai makanan pokok di negara-negara kawasan Asia Timur seperti China, Korea Utara, Korea Selatan, Mongolia, dan Jepang.
Di Indonesia, kacang kedelai biasanya digunakan untuk pembuatan tahu, tempe, dan kecap.
Dalam seratus gram kedelai mengandung energi sebesar 615 kJ dengan karbohidrat mencapai 38 gram. Bahan makanan ini merupakan salah satu komoditas yang menjadi objek perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Sementara Brazil menjadi negara penghasil kedelai di dunia dengan total produksi pada jumlah produksi mencapai 123 juta metrik ton hingga September 2019.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
4. Jagung
Jagung merupakan makanan pokok bagi masyarakat di wilayah Amerika Tengah dan Selatan seperti Brazil, Guatemala, Honduras, Chile, Bolivia, dan Ekuador. Makanan ini biasa diolah menjadi bubur atau nasi jagung sebagai makanan pokok.
Berdasarkan data yang dirilis Direktorat Gizi Kementerian Kesehatan RI, dalam 100 gram jagung mengandung 355 kalori, 9,2 gram protein, 3,9 gram lemak, dan 73,7 gram karbohidrat.
Di Indonesia, jagung juga digunakan sebagai makanan pokok di beberapa wilayah, seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Madura.
Kentang. (Foto: Pixabay/Couleur)
5. Kentang
Komoditas yang termasuk umbi-umbian ini merupakan makanan pokok di beberapa negara Eropa, terutama di Spanyol dan Portugal, kawasan Amerika Selatan, dan Amerika Tengah.
Kentang diketahui memiliki banyak vitamin dan gizi, seperti vitamin A, B kompleks, dan C, asam folat, karbohidrat, karotenoid, dan polifenol. Meski begitu, ada beberapa jenis kentang yang mengandung racun, seperti kentang hijau.
Selain menjadi makanan pokok, kentang merupakan salah satu komoditas yang populer dijadikan kudapan, seperti kripik dan snack. Dalam seratus gram kentang, setidaknya terdapat 322 kJ energi.
Pisang Tanduk. (Foto: foodrepublic.com)
6. Pisang Tanduk (Plantain)
Pisang Tanduk merupakan makanan pokok masyarakat negara-negara di kawasan Afrika Tengah, Afrika Barat, dan Kepulauan Karibia.
Biasanya, masyarakat dari kawasan tersebut mengolah pisang ini dengan cara direbus, diuapkan, dan digoreng.
Pisang Tanduk memiliki nutrisi yang cukup beragam, seperti vitamin C, vitamin E, dan vitamin K1. Dalam seratus gram Pisang Tanduk, terdapat 32 gram karbohidrat dan energi sebesar 511 kJ.

7. Talas
Selain dikenal sebagai tanaman hias, ternayata umbi talas digunakan sebagai makanan pokok, khususnya di negara-negara Oseania seperti Fiji, Samoa, Palau, dan Mikronesia.
Umbi tanaman ini memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, yakni 28 gram per seratus gram umbi talas. Meski demikian, jika terlalu banyak dikonsumsi makanan ini dapat mengakibatkan begah.
Di Indonesia, talas biasa diolah menjadi beberapa makanan, seperti sayur lompong, kue, dan digoreng seperti stik kentang. []