Jakarta - Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono, mengusulkan konsep Indonesia Opera untuk rebranding TMII. Konsep ini meliputi edukasi, preservation, tourism, cultural entertainment, community engagement dan international event.
“Konsep ini berarti representasi kekinian Indonesia yang relevan dan inspiratif. Dengan konsep ini, kami tidak hanya menata TMII tapi merepresentasikan kembali potret Indonesia sebagai unity in diversity,” tutur Edy seperti dikutip Tagar dari laman resmi Kementerian BUMN Jumat, 25 Mei 2021.
Pengelolaannya harus dengan intervensi digital. Tapi tidak meninggalkan konsep yang sudah bagus tentang Indonesia.
Sebelumnya, Tim Pokja TMII melakukan rapat koordinasi dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Gedung Pengelola TMII Jakarta, Selasa (25/5). Rapat ini juga dihadiri oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DKJN) Kementerian Keuangan hingga calon mitra pengelola TMII PT Taman Wisata Candi (TWC).
Proses pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) oleh Negara mengusung konsep besar perubahan dengan memanfaatkan teknologi digital. TMII tak lagi cukup bicara masa lalu, tapi bisa menangkap masa depan.
Anjungan rumah adat di Taman Mini Indonesia Indah atau TMII. (Foto: Tagar/Instagram @anana213)
“Pengelolaannya harus dengan intervensi digital. Tapi tidak meninggalkan konsep yang sudah bagus tentang Indonesia,” sebut Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan, TMII harus dimanfaatkan sebagai wadah berkumpulnya anak muda dengan konsep Taman Budaya (Cultural Themepark). Dari sisi digital, teknologi digunakan untuk mengubah budaya yang intangible menjadi entitas nyata untuk dipamerkan dan dinikmati.
Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta (Foto: Tagar/shutterstock)
Misalnya, pemerintah daerah menyediakan digitalisasi cerita sejarah/ budaya daerah di anjungannya, dengan cara-cara inovatif (video interaktif, teknologi 3D di smartphone/augmented reality). Pemanfaatan virtual reality yang dapat diakses secara online juga jadi arahan Moeldoko kepada para peserta rapat.
"Terlebih di masa pandemi. Penggunaan virtual reality semakin populer untuk mengakomodasi pembatasan pengunjung dengan menyediakan tur virtual tentang anjungan-anjungan maupun museum-museum melalui handphone atau komputer,” ungkap Moeldoko.
- Baca juga : Opini Akademisi UGM: Jangan Hanya Taman Mini Indonesia Indah
- Baca juga : TMII Dibuka 20 Juni 2020, Pengunjung Patuhi Aturan
Ketua Tim Pokja TMII Kolonel I Gustri Putu Ngurah mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa perbaikan, mulai Gerbang Utama dengan mengoptimalkan kembali videotron, lahan parkir baru, hingga perbaikan drainase.
Perbaikan-perbaikan itu pun berhasil mengundang minat pengunjung. “Hasilnya, sejak April-Mei 2021, TMII berhasil memperoleh pendapatan Rp6,46 miliar,” sebut mantan GM TWC Borobudur ini. []