Jakarta – Menurut Pakar Politik Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Wasisto Raharja Jati mengatakan bahwa cuitan di Twitter Susilo Bambang Yudhoyono, (SBY) mengarah kepada pemerintah Indonesia.
Hal ini diungkapkan Wasisto lantaran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY men tweet di akun Twitter resminya pada hari Senin, 27 September 2021, mengenai soal uang, hukum, dan keadilan.
“Sindiran itu tentu mengarah ke pemerintah. Karena kita tahu bahwa saat ini memang Demokrat sedang berkasus dengan Moeldoko karena dualisme kepengurusan,” ucap Wasisto dalam wawancara di kanal YouTube Tagar TV, Selasa, 28 September 2021.
Kalau yang namanya judicial review itu bisa berhasil dan tidak karena selama ini yang paling dibutuhkan adalah bukti-bukti nyata.

Wasisto juga mengatakan bahwa narasi yang dapat dilihat dari cuitan SBY itu menunjukkan kalau SBY sedang memainkan narasi terzolimi untuk bisa menaikkan popularitasnya kembali. Karena saat ini Partai Demokrat sedang tersandra.
Konteks yang dapat kita ambil adalah SBY menempatkan diri sebagai underdog. Yang mana berusaha menarik simpati publik atas prahara politik yang ditimpa Partai Demokrat dan SBY sendiri.
- Baca Juga: Profil Partai Demokrat, Prahara SBY Vs Moeldoko
- Baca Juga: Isi Lengkap Pidato SBY Soal KLB Demokrat dan Moeldoko
Lalu, Wasisto juga mengomentari soal Demokrat kubu AHY yang menyesalkan Yusril Ihza Mahendra bersedia menjadi kuasa hukum para pendukung Moeldoko. Demokrat kubu AHY juga bilang Yusril mendapat keuntungan dari praktek politik yang dilakukan oleh Moeldoko.
Menurut Wasisto, bahwa tuduhan seperti itu memang tuduhan yang sangat politis. Karena hubungan antara SBY dengan Yusril naik turun. Ditambah Yusril juga terkadang di kubu oposisi dan di kubu koalisi.
Sementara kalau kita lihat alasan dari pihak Yusril, beliau mengaku mau menjadi kuasa hukum mereka (kubu Moeldoko) karena gugatan itu penting demi menciptakan demokrasi yang sehat. Karena partai adalah instrumen penting dalam penyelenggaraan negara dan demokrasi.
- Baca Juga: Demokrat: Demokrasi Indonesia Lebih Baik Masa SBY
- Baca Juga: Disuruh Luhut untuk Duduk Manis Seperti BJ Habibie, SBY Bereaksi
Wasisto juga menyebut kalau narasi seperti itu merupakan narasi seorang politisi yang normatif. Artinya, narasi itu lebih yang sifatnya teoritik.
Lebih lanjut, Wasisto juga memprediksikan ujung dari babak ini mengenai apakah judicial review bisa berhasil. Karena yang namanya judicial review itu bisa berhasil dan bisa tidak.
“Kalau yang namanya judicial review itu bisa berhasil dan tidak. Karena selama ini yang paling dibutuhkan adalah bukti-bukti nyata,” ucapnya.
(Alwin Widiyantoro)