TAGAR.id, Kyiv, Ukraina – Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Dmytro Kuleba, Kamis, 7 April 2022, mengatakan pihaknya akan terus menuntut agar negara-negara Barat melakukan embargo terhadap komoditas minyak dan gas Rusia setelah invasinya ke negara itu. Desakan itu muncul di saat Uni Eropa menjanjikan diterapkannya sanksi putaran kelima pada Jumat, 8 April 2022.
Menlu Kuleba akan berbicara kepada 30 sekutu NATO, serta Uni Eropa, Finlandia, Swedia, Jepang, Selandia Baru dan Australia, dalam sesi khusus para menteri luar negeri untuk mempertahankan dukungan internasional bagi sanksi dan pasokan senjata.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Dmytro Kuleba, berbicara kepada pers sebelum pertemuan para menteri luar negeri NATO di markas NATO, di Brussels, pada 7 April 2022 (Foto: voaindonesia.com/AFP)
"Kami akan terus bersikeras pada (pemberlakukan) embargo minyak dan gas secara penuh," katanya kepada wartawan di NATO. Ia berbicara bersama Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.
"Saya pikir kesepakatan yang ditawarkan Ukraina adil. Anda memberi kami senjata, kami mengorbankan hidup kami, dan perang terkendali di Ukraina," katanya.
Kuleba meminta Jerman khususnya untuk mempercepat pengiriman senjata ke Ukraina, meminta pesawat, rudal anti-kapal berbasis darat, kendaraan lapis baja dan sistem pertahanan udara. Dia mengatakan prosedur pengiriman alutsista terlalu lama di Berlin.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang menawarkan untuk mengadakan pertemuan lain para menteri luar negeri NATO pada bulan Mei di Berlin, mengatakan dia akan membahas lebih banyak penjualan senjata ke Ukraina dengan sekutu pada Kamis, 7 April 2022, di Brussels, Belgia.
Setelah lebih dari 40 hari perang, Ukraina mengatakan Rusia terus menyerang kota-kotanya, terutama di wilayah timur Kharkiv, Donetsk dan Luhansk setelah pasukan Rusia mundur dari sekitar Kyiv. Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus.”

Stoltenberg pada Rabu, 6 April 2022, memperingatkan perang yang bisa berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menjanjikan untuk terus memberikan dukungan kepada Ukraina untuk jangka panjang.
Kemarahan atas pembunuhan warga sipil di kota Ukraina, Bucha, dekat Ibu Kota Kyiv tampaknya telah membangkitkan dukungan Barat.
Larangan Uni Eropa terhadap minyak dan gas Rusia kemungkinan akan memotong sumber pendapatan yang signifikan untuk perang Moskow, tetapi di sisi lain juga akan memukul ekonomi Eropa dan mendorong melonjaknya harga gas.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan bahwa paket kelima sanksi Uni Eropa, termasuk larangan batu bara, akan disepakati pada Kamis atau Jumat. "Kami telah mengikuti pendekatan progresif. Sekarang kami mempercepat," katanya kepada wartawan.
Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan sanksi Barat lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan, termasuk embargo energi, setelah Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan langkah-langkah baru pada bank-bank Rusia pada Rabu dan pada anggota keluarga Putin.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mengatakan di NATO bahwa Australia menjatuhkan sanksi pada 67 orang Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina (ah/rs)/Reuters/voaindonesia.com. []
Amerika Larang Impor Minyak dan Gas dari Rusia
Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia
Indonesia Akan Beli Minyak Rusia Saat Dilarang Amerika
Usulan Embargo Gas Rusia Picu Penurunan Saham di Jerman