Magelang - Balai Konservasi Borobudur membatasi jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan puncak Candi Borobudur. Kebijakan penutupan untuk umum tersebut mulai diberlakukan Kamis ini, 13 Februari 2020 hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Pembatasan ke teras lantai sembilan dan sepuluh candi tersebut bagian dari upaya pengawasan dan pengamanan kondisi terkini Borobudur. Sebab, banyak ulah wisatawan yang dapat merusak peninggalan umat Buddha masa Wangsa Syailendra itu
"Pembatasan kunjungan kami berlakukan untuk pengunjung umum, wisata sunrise, dan sunset hanya sampai lantai 8. Kalau untuk kunjungan kenegaraan atau tamu penting lainnya, masih bisa dilayani sampai lantai 9 dan 10," jelas Kepala Seksi Konservasi BKB, Yudi Suhartono, Rabu, 12 Februari 2020.
Yudi mengatakan, pembatasan kunjungan ini bertujuan untuk perawatan serta pelestarian Candi Borobudur. Hal ini menjadi tugas BKB selaku unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab sebagai site manager Candi Borobudur.
Sejauh ini, kami juga masih menemukan banyaknya perilaku pengunjung yang berpotensi mengancam kelestarian candi.
Ada sejumlah pertimbangan yang menjadi dasar pembatasan jumlah kunjungan. Di antaranya status Candi Borobudur yang kini telah ditetapkan menjadi warisan dunia oleh UNESCO bersama dengan Candi Mendut dan Pawon.
"Cagar budaya yang menyandang status sebagai warisan dunia dipantau oleh UNESCO agar tetap terjaga nilai pentingnya," kata Yudi.
Pemantauan, lanjutnya, dilakukan melalui dua mekanisme. Yaitu monitoring periodik enam tahun sekali dan monitoring reaktif. Pemantauan periodik dilaksanakan melalui penilaian atas pelaporan yang disusun oleh pemerintah yang akan dievaluasi dan dibahas pada sidang komite warisan dunia.
Sementara monitoring reaktif dilaksanakan pada situs yang terindikasi adanya permasalahan yang dapat mengancam nilai universal luar biasa, keadaannya terganggu atau terancam kelestariannya. Dokumen laporan pemantauan reaktif harus segera ditindaklanjuti dengan sungguh-sungguh oleh pengelola situs agar status warisan dunia tetap terjaga.
"Situs sebagai warisan dunia menjadikan kelestarian Candi Borobudur menjadi perhatian seluruh dunia. Hal-hal yang berkembang di situs warisan dunia akan menjadi sorotan sehingga harus dikelola dengan tepat," urainya.
Sejak mengalami pemugaran pada awal abad ke-20, pemanfaatan Candi Borobudur terus berubah. Selain untuk pariwisata, candi peninggalan umat Buddha ini juga dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, edukasi, keagamaan, sosial dan budaya.
"Seiring berjalannya pemanfaatan Candi Borobudur sebagai ikon wisata di Indonesia, menjadikan jumlah kunjungan terus meningkat. Tidak hanya membawa dampak positif, kondisi ini juga membawa dampak negatif, utamanya pada kelestarian struktur candi tersebut," terangnya.
Keberadaan Candi Borobudur sebagai monumen terbuka, sangat rentan terhadap pengaruh iklim yang dapat menyebabkan kerusakan. Di sisi lain, tingginya jumlah pengunjung yang naik ke bagian atas candi juga merupakan faktor yang mempercepat laju kerusakan.
"Sejauh ini, kami juga masih menemukan banyaknya perilaku pengunjung yang berpotensi mengancam kelestarian candi. Seperti duduk-duduk, memanjat dinding maupun pagar langkan candi dan stupa, vandalisme, membuang sampah sembarangan, menempelkan permen karet pada batuan candi, parkour, dan lainnya," beber Yudi.
Perilaku pengunjung yang kurang mendukung pelestarian tersebut kerap dijumpai di bagian teras puncak di tingkat 8, 9, dan 10 Candi Borobudur. Oleh karena itu, BKB menerapkan kebijakan pembatasan kunjungan sampai lantai 8, sedangkan lantai 9 dan 10 ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Selama ditutup, kami akan melakukan evaluasi dan pemantauan struktur stupa teras dan stupa induk Candi Borobudur. Monitoring ini dilakukan oleh tim dari BKB. Hasil monitoring akan menentukan nanti kapan lantai 9 dan 10 akan dibuka kembali," imbuh dia. []
Baca juga:
- Wah, Ada Barongsai dan Liong di Candi Borobudur
- Warga Dieng Banjarnegara Temukan Batuan Serupa Candi
Lihat foto: