Simalungun - Umbul Nagori Mariah Bandar terletak di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Jika berkunjung ke sana pengunjung akan disuguhkan pemandangan khas Kecamatan Bandar yang dikenal lewat budi daya ikan tawar dan juga pertaniannya.
Dari Kota Pematangsiantar, Anda dapat menempuh perjalanan sekitar 30 menit melintasi Jalan Asahan.
Warga menikmati umbul Mariah Bandar yang terletak di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Minggu 1 September 2019. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)
Umbul Maria Bandar adalah sebuah ekowisata yang dikenal lewat kejernihan airnya. Di sini setidaknya terdapat enam mata air yang bagi masyarakat setempat dijadikan untuk mandi dan kebutuhan sehari-hari.
Dari keseluruhannya terdapat satu mata air yang sangat besar, orang setempat menyebutnya pemandian Bahulu atau mata air Maria Bandar.
Ada pemandangan yang cukup menarik yakni batang pohon menjulang dan cukup besar tepat di samping mata air. Hal itu memungkinkan pengunjung merasakan kesegaran mata air yang ke luar begitu deras dengan berpijak di batang pohon tersebut.
Jika ingin mengetahui dapat mengunjungi makam yang berada di pintu masuk umbul Maria Bandar
Setiap akhir pekan mata air Maria Bandar banyak dikunjungi para wisatawan lokal. Para pengunjung hanya dikenakan biaya kebersihan sebesar Rp 2 ribu untuk dapat menikmati kesegaran air umbul Maria Bandar.
Dwi Syahputra, salah seorang pemuda setempat mengatakan, setiap hari Sabtu dan Minggu para pengunjung datang dari beberapa daerah.
"Kalau Sabtu, Minggu dan hari libur selalu ramai. Biasa dari Siantar, dan Tebingtinggi," sebut Dwi, Minggu 1 September 2019.

Tidak jauh dari mata air Maria Bandar terdapat satu mata air yang berada di belakang makam Tuan Raja Djontahali Damanik.
Dwi menceritakan, dahulunya mata air yang berukuran dua meter tersebut dijadikan pemandian para keluarga Tuan Raja Djhontali Damanik selaku sipukkah huta (pembuka kampung) Maria Bandar.
Tuan Djontahali Damanik sendiri adalah raja yang memimpin Kerajaan Maria Bandar pasca takluknya Kerajaan Siantar yang dipimpin Raja Sangnaualuh Damanik atas kolonialis Belanda. Setelah itu atas perintah Belanda membagi Kerajaan Siantar menjadi 37 perbapaan.
Dwi mengatakan, belum banyak wisatawan mengetahui sejarah dari kampung Maria Bandar, yang dianugerahi banyak mata air yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
"Banyak wisatawan yang belum mengetahui sejarah itu. Namun jika ingin mengetahui dapat mengunjungi makam yang berada di pintu masuk umbul Maria Bandar," terangnya. []