Uni Eropa dan China Adakan Pembicaraan Bahas Tarif Mobil Listrik

“Pihak UE menekankan bahwa setiap hasil perundingan dalam penyelidikannya harus efektif dalam mengatasi subsidi yang merugi-kan,”
Mobil-mobil listrik BYD menunggu untuk dimuat ke kapal di terminal peti kemas internasional Pelabuhan Taicang di Pelabuhan Suzhou, provinsi Jiangsu, China timur (Foto: Dok/voaindonesia.com/AFP)

TAGAR.id – Uni Eropa (UE) bulan ini memperingatkan, pihaknya akan mengenakan tarif tambahan hingga 38 persen pada impor mobil listrik China mulai bulan Juli, setelah penyelidikan anti-subsidi, sebuah langkah berisiko yang memicu perang dagang yang sengit.

Seorang juru bicara UE mengatakan, Komisaris Perdagangan Eropa, Valdis Dombrovskis, dan Menteri Perdagangan China, Wang Wentao, hari Sabtu (22/6/2024) "meyerukan keterbukaan dan konstruktif mengenai penyelidikan anti-subsidi UE terhadap kendaraan baterai listrik yang diproduksi di China".

“Pihak UE menekankan bahwa setiap hasil perundingan dalam penyelidikannya harus efektif dalam mengatasi subsidi yang merugi-kan,” kata juru bicara Uni Eropa, Olof Gill.

Brussel telah membuat marah Beijing karena meluncurkan penyelidikan tahun lalu, dalam upaya membela produsen Eropa menghadapi lonjakan impor China yang lebih murah.

Komisi Eropa kini mengusulkan kenaikan tarif sementara 17,4 persen terhadap produsen BYD, China, 20 persen bagi Geely, dan 38,1 persen untuk SAIC.

Produsen mobil listrik di China yang bekerja sama dengan UE akan dikenakan tarif 21 persen, sedangkan yang tidak bekerja sama akan dikenakan bea masuk 38,1 persen.

Angka itu melebihi bea masuk yang berlaku saat ini, yaitu 10 persen.

Tarif akan berlaku sementara, mulai tanggal 4 Juli 2024 dan kemudian secara tetap mulai November 2024. (ps/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
MG Bersiap Membawa Revolusi di IIMS 2024 dengan Mobil Listrik Teranyar
MG Motor Indonesia kembali menunjukkan komitmennya untuk memimpin era baru dalam mobilitas elektrik di Indonesia International Motor Show (IIMS).