Jakarta - Pada konferensi pers di Brussels, Belgia, Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula Von der Leyen, mengatakan, kesepakatan itu akan melipatgandakan jumlah dosis yang diperoleh blok itu dari perusahaan farmasi tersebut. Komisi ini adalah badan eksekutif Uni Eropa.
Von der Leyen, hari Jumat, 8 Januari 2021, mengatakan Uni Eropa telah membuat kesepakatan terpisah dengan perusahaan farmasi AS Moderna mengenai vaksin Covid-19 produksinya, yang diizinkan untuk digunakan di Eropa awal pekan ini. Ia mengatakan berdasarkan kesepakatan di antara kedua pihak, Uni Eropa telah mengamankan cukup banyak vaksin untuk 380 juta warga Eropa, lebih dari 80% populasi blok itu. Masing-masing vaksin memerlukan dua kali suntikan berselang beberapa pekan.
Von der Leyen mengatakan 75 juta dosis ekstra akan tersedia pada kuartal ke-dua tahun ini, dengan selebihnya dikirim kemudian pada tahun 2021.

Sebagai bagian dari strateginya mengatasi Covid-19, Uni Eropa telah mencapai kesepakatan dengan enam pembuat vaksin: Moderna, Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, Sanofi-GSK, Janssen Pharmaceutica NV dan CureVac.
Disebutkan bahwa jika keenamnya memproduksi vaksin yang ampuh, Uni Eropa akan menerima 2,3 juta miliar dosis atau lebih dari cukup untuk seluruh populasi Uni Eropa yang berjumlah sekitar 450 juta orang.
Program vaksinasi di 27 negara anggota blok itu telah dimulai dengan awal yang lamban. Sebagian anggota Uni Eropa dengan segera menyalahkan badan eksekutif blok itu atas apa yang dianggap sebagai kegagalan mengirimkan dosis dalam jumlah yang tepat.
Uni Eropa telah membela strateginya, dengan menegaskan bahwa program vaksinasi baru saja dimulai, dan pengiriman dosis dalam jumlah besar diperkirakan akan berlangsung sekitar bulan April (uh/ab)/voaindonesia.com. []