Paris - Sedikitnya selusin klaster penyebaran virus corona (Covid-19) telah muncul sejak kampus-kampus dan ruang-ruang kuliah dibuka kembali bulan ini (Oktober 2020) di Prancis. Jumlah kasus yang muncul merupakan peringatan bagi negara-negara lain di Eropa, di mana kebanyakan universitas sedang bersiap-siap memulai proses belajar dan penelitian dalam beberapa minggu mendatang.
Laporan situs independen, worldometer, menunjukkan jumlah kasus positif virus corona di Prancis per tanggal 19 Oktober 2020 mencapai 897.034 dengan 33.477 kematian. Prancis ada di peringkat ke-8 dunia dalam jumlah kasus virus corona.
“Kami kembali ke universitas dalam kondisi yang cukup ekstrem, dan kami khawatir terinfeksi Covid-19,” kata Elise Gilbert, 20 tahun, mahasiswa jurusan sastra di Sorbonne, tentang begitu padatnya mahasiswa yang ia temui.

Pengalaman Perancis sejauh ini berbeda dengan apa yang sedang terjadi di Inggris, di mana kehidupan kampus tampak banyak berbeda pada semester ini karena berbagai perubahan terkait wabah virus corona. Jerman dan Italia juga menyesuaikan proses pengajaran di tingkat pendidikan tinggi karena virus corona.
Pemerintah Perancis bertekad untuk membuat murid kembali belajar di ruang kelas untuk menjembatani kesenjangan pendidikan yang diperburuk oleh pandemi. Pemerintah juga mendesak para karyawan untuk kembali ke kantor dan tempat kerja untuk menghidupkan perekonomian dan “untuk belajar hidup berdampingan dengan virus.”
Di lingkungan kampus, perubahan utama tahun ini adalah keharusan menggunakan penutup wajah setiap saat. Namun menjaga jarak fisik tampaknya mustahil dilakukan di beberapa tempat. (lj/uh)/voaindonesia.com. []