Sleman - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, upacara HUT Proklamasi Indonesia ke 75 digelar secara virtual. Hal ini dirasa kurang oleh beberapa masyarakat dianggap kurang greget dibanding pelaksanaan dengan tatap muka langsung.
Hal itu diungkapkan oleh Akhmad Khumeri 51 tahun, yang diwajibkan mengikuti upacara secara virtual melalui layar kaca. Sejak pukul 09.30 WIB, Khumeri yang merupakan salah satu ASN di Yogyakarta sudah memakai seragam lengkap kedinasannya.
"Agendanya hari ini mengikuti upacara detik-detik Proklamasi. Tapi karena pandemi, pelaksanaannya dilakukan di rumah masing-masing dengan memakai seragam dinas," ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Gamplong 1, Sumber Rahayu, Moyudan, Kabupaten Sleman, 17 Agustus 2020.
Baca Juga:
Tak sendiri, pria yang sudah berumur 51 itu juga mengajak anak perempuannya yang masih duduk di bangku SMA untuk mengikuti upacara. Dengan seksama ia mengikuti dari awal rangkaian prosesi upacara yang dilaksanakan di Istana Negara tersebut.
"Anak saya juga kebetulan disuruh untuk upacara, nanti difoto dan dikirimkan ke sekolah. Dan tadi kebetulan karena tergesa-gesa mengikuti upacara saya sempat salah pakai seragam, harusnya pakai yang putih," jelasnya sembari tertawa kecil.

Saat memasuki momen pengibaran sang Saka Merah Putih, Khumeri dan anaknya dengan sigap mengangkat tangan hormat menatap layar kaca. Meskipun tak secara langsung, ia mengaku tetap menghormati jasa-jasa pahlawan dengan salah satunya melalui mengikuti keseluruhan acara upacara secara daring tersebut.
"Ya sebenarnya kita tinggal foto pas hormat saja bisa. Tapi sebagai ASN dan warga negara yang tentunya kita harus menghargai jasa-jasa pahlawan dengan melakukan upacara bendera tiap tahun," tandasnya.
Pelaksanaan upacara secara daring, disebutkan Khumeri yang bekerja di PT KAI Daop 6 UPT Balaiyasa Bagian Rangka Bawah, ada hal yang berbeda dibanding pelaksanaan upacara sebelumnya. Ia merasa kurang adanya semangat yang menggebu mana kala biasanya bisa menyaksikan secara langsung pengibaran bendera merah putih.
"Ada rasa kurang greget, kurang bersemangat. Biasanya kan saat pengibaran bendera kita bisa sembari menyanyikan lagu indonesia raya dengan suara lantang di lapangan. Ya berasa ada yang kurang lah," jelasnya.
Baca Juga:
Ia pun tak memungkiri, pandemi Covid-19 mengubah seluruh tatanan sosial termasuk salah satunya dalam peringatan Proklamasi 17 Agustus. Khumeri pun berharap, dengan semangat kemerdekaan bisa mendorong masyarakat secara sadar untuk melawan wabah yang saat ini mengguncang dunia termasuk Indonesia.
"Harapannya wabah segera berakhir. Kita juga tidak mau dengan kondisi ini secara terus menerus. Dulu kita merdeka melawan penjajah, sekarang kita harus bisa merdeka melawan wabah," pungkasya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melaksanakan upacara detik-detik Proklamasi di Istana Negara dengan sejumlah protokol kesehatan ketat dan disiarkan secara virtual. Masyarakat dihimbau mengikuti jalannya prosesi upacara melalui layar kaca di rumah masing-masing. []