Jakarta - Ketika penambang di lokasi penambangan emas dan tembaga terbesar di dunia, Freeport di kawasan Grasberg, Papua terpapar virus corona Covid-19 pada awal pandemi, kompleks yang berada di Tembagapura, di ketinggian puncak Carstensz, langsung ditutup. Namun ada sejumlah staf tetap tinggal. Mereka tetap bekerja untuk mempertahankan produksi emas dan tembaga.
Kebijakan pembatasan perjalanan selama berbulan-bulan yang berlarut-larut membuat para pekerja Freeport marah dan memblokir tambang Grasberg selama empat hari pada Agustus lalu. Akhirnya Freeport McMoRanInc Amerika Serikat (AS) mengalah dan tetap membiarkan mereka bekerja.
Sejak awal, kami menyadari bahwa (Grasberg) adalah tempat yang sangat rentan karena jumlah tenaga kerja mencapai hampir 30.000 orang.
Kebijakan penguncian berdampak psikologis keada para pekerja yang terjebak di ketinggian puncak Carstensz. Mereka mengeluh tidak bisa menghadiri pemakaman anggota keluarga yang terpapar virus.
“Kami frustasi, kami ingin melihat keluarga, makanyai kami harus protes, ”kata seorang pekerja, berbicara dari asrama bersama empat orang lainnya. Dia meminta untuk tidak disebutkan namanya karena khawatir kehilangan pekerjaannya.
Seperti diberitakan dari Reuters, Minggu, 11 Oktober 2020, untuk menghindari meluasnya karyawan yang terpapar virus, Freeport memberlakukan sistem kerja rotasi mingguan. Mereka bekerja menuju kantor dengan menggunakan kereta gantung menempuh perjalanan selama empat jam untuk sampai ke Grasberg.

Para ahli kesehatan mengkhawatirkan risiko terpapar virus yang lebih besar karena masih banyak karyawan yang bekerja. Freeport sendiri menghadapi dilema, antara mempertahankan produksi dan kekhawatiran ledakan paparan Covid-19 di tambang Grasberg yang merupakan tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga terbesar kedua di dunia.
"Kami memprioritaskan kesehatan pekerja dan komunitas di atas segalanya," kata Kepala Eksekutif Freeport McMoRan, Richard Adkerson kepada Reuters.
Kata Adkerson lagi,“Sejak awal, kami menyadari bahwa (Grasberg) adalah tempat yang sangat rentan karena jumlah tenaga kerja yang banyak, mencapai hampir 30.000 orang."
Freeport telah menghentikan beberapa operasi global karena pandemi. Produksi terus berlanjut di tambang Grasberg setinggi 14.000 kaki (4.267 meter) meskipun Indonesia termasuk negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara. Pada Mei lalu, perusahaan ini melaporkan akan beroperasi dengan "tim kerangka" karena meningkatnya kasus virus corona di daerah tersebut, termasuk di tempat tinggal para pekerja.
Freeport menyebutkan bahwa pada saat itu mereka membatasi kontraktor dan memberhentikan pekerja "berisiko tinggi". Namun perusahaan tetapi tidak merinci berapa banyak orang yang akan bekerja di tambang tersebut. []
- Baca Juga: Menperin Dorong Pembangunan Smelter Freeport di Gresik
- Menteri ESDM Minta Proyek Smelter Freeport Dipercepat