Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan akan membagi perseroan pelat merah dalam negeri menjadi 15 sub holding atau klaster seusai melakukan mapping atau pemetaan. Karena, kata dia tidak mungkin wakil menteri, mampu mengontrol 142 BUMN.
"Saya ingin masing-masing Wakil Menteri memegang tujuh sub holding atau lebih. Ini belum jadi mappingnya," ucap Erick dalam bincang-bincang dengan media di Jakarta, Jumat, 21 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: Tak Ada Pegawai, Erick Thohir Ancam Likuidasi 3 BUMN
Harapan dia dengan melakukan pemetaan, BUMN yang berfokus pada bisnis, ke depannya dapat lebih terkontrol dan kompetitif. Sehingga BUMN Tanah Air benar-benar memberikan manfaat kepada negara.
"Value chainnya nyambung dan menciptakan expertise dan bersaing," tuturnya.

Ia menambahkan pemetaan berlaku juga pada BUMN dengan ketegori dead weight, yakni perusahaan yang kinerjanya terus menurun bahkan tidak memiliki daya saing bisnis. Hanya saja, keputusan holding atau likuidasi tergantung pada penilaian key performance indicator (KPI) masing-masing perseroan.
"Bahwa saat tahun ini rugi karena ada penugasan berat tapi dampak ke rakyat besar, berarti salah direksi itu? Belum tentu," kata dia.
Erick juga menuturkan BUMN tak melulu akan fokus pada bisnis semata. Pasalnya, ia juga menilik poin pertama dalam road map BUMN yakni nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia.
"Suka tidak suka, BUMN itu memang tidak hanya berbisnis, tapi public service harus ada," ucapnya.
Adapun lima poin dalam road map BUMN, yaitu pertama nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, kedua inovasi model bisnis, ketiga kepemimpinan teknologi, keempat peningkatan investasi, dan kelima pengembangan talenta. []