Jakarta - Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula Von der Leyen, mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa ingin memulai vaksinasi virus corona (Covid-19) pada hari yang sama sebelum akhir tahun ini sebagai tanda persatuan.
Dalam pidato di Parlemen Uni Eropa di Brussels, Belgia, 16 Desember 2020, Von der Leyen mengatakan vaksin pertama akan disahkan penggunaannya dalam waktu sepekan sehingga vaksinasi dapat dimulai. “Sementara kita telah bersatu melalui pandemi ini, mari kita memulai pemberantasan virus mengerikan ini bersama-sama dan dengan kompak,” ujarnya.
Para pengunjung mengenakan masker saat melewati stan Natal di pusat kota Duesseldorf, Jerman, Senin sore, 14 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com/AP)
Badan regulator obat Uni Eropa (EMA) dijadwalkan bertemu pekan depan untuk membahas persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin buatan Pfizer/BioNTech. Negara-negara anggota Uni Eropa telah menunggu sementara Inggris, Kanada, AS dan negara-negara lain telah menyetujui vaksin itu dan memulai vaksinasi.
Pada hari Selasa, 15 Desember 2020, Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, membela keputusan untuk menunggu keputusan EMA, dengan mengatakan warga Eropa menginginkan evaluasi yang cepat namun menyeluruh terhadap vaksin itu, dan vaksinasi terpadu, untuk memastikan tidak ada anggota Uni Eropa yang tertinggal. Jerman sekarang ini sedang mendapat giliran menjadi presiden Uni Eropa.

Von der Leyen mengatakan kepada para anggota parlemen Uni Eropa bahwa lebih banyak vaksin akan tersedia pada awal 2021 dan blok itu telah mengamankan dosis yang lebih dari cukup untuk semua orang di Eropa.
Ia menekankan perlunya bekerja bersama untuk memastikan setiap orang divaksinasi, dengan mengatakan, “Untuk mengakhiri pandemi, kita akan memerlukan 70% populasi divaksinasi. Ini merupakan tugas yang luar biasa, tugas besar.” (uh/ab)/voaindonesia.com. []