Jakarta - Perusahaan jejaring sosial asal Amerika Serikat Facebook Inc mengeluarkan pernyataan resmi larangan bagi stafnya untuk melancong ke China pasca penyebaran Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona semakin meluas. Raksasa teknologi itu menjadi perusahaan besar Amerika Serikat pertama yang telah mengeluarkan larangan resmi karyawannya melancong ke China.
Facebook menyatakan larangan itu sebagai bentuk sikap kehati-hatian perusahaan untuk melindungi karyawan tidak terinfeksi virus corona. "Kami harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan," kata juru bicara Facebook seperti diberitakan dari BBC News, Selasa, 28 Januari 2020.
Facebook memiliki unit bisnis di China yang menjual produk-produk seperti headset virtua realty Oculus. Perusahaan yang didirikan oleh Mark Elliot Zukerberg ini menyerukan karyawannya untuk tidak bepergian ke China. Sementara untuk karyawan di kantor divisi China, diminta untuk bekerja dari rumah.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) sebelumnya telah mengeluarkan seruan kepada warganya untuk membatalkan agenda perjalanan ke China. Untuk warganya yang saat ini berada di China disarankan untuk tidak bepergian ke Wuhan Provinsi Hubei. AS dalam minggu-minggu ini akan memulangkan staf konsuler kedutaan besar dan warga keluar dari Wuhan. Beberapa negara juga sudah bersiap-siap untuk mengevakuasi warganya.
Logo Facebook yang dicetak 3D. (Foto: Antara/REUTERS/Dado Ruvic)
Sejumlah perusahan asal Korea Selatan juga telah mengambil langkah untuk melindungi karyawannya dari serangan infeksi virus corona. Perusahaan peralatan rumah tangga LG mengeluarkan larangan karyawannya pergi ke China. Untuk mereka yang sudah terlanjur melakukan perjalanan bisnis agar secepatnya pulang. Sementara perusahaan pembuatan chip memori SK Hynx menyerukan karyawannya untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke China.
Banyak pabrikan mobil yang mempunyai manufaktur di Wuhan, berusah secepatnya mengevakuasi karyawan dan keluarga mereka. Wuhan yang merupakan kota terbesar ketujuh di Negeri Tirai Bambu merupakan pusat manufaktur otomotif terbesar. Produsen mobil Prancis PSA yang terkenal dengan merek Peugeot dan Citroen akan mengevakuasi staf dan anggota keluarga yang berjumlah 30 orang dari Wuhan.
Begitu pula dengan Honda Motor. Pabrikan Jepang yang juga punya manufaktur di Wuhan menyebutkan akan menerbangkan sekitar 30 stafnya pulang. Perusahaan Jepang lainnya, Nisan yang membuat perusahaan patungan dengan Dongfeng yang berbasis di Wuhan mengatakan akan mengevakuasi sebagian besar staf Jepang dan keluarga mereka dari kota.

Para perusahaan otomotif itu masih meliburkan karyawannya karena pemerintah China memperpanjang libur tahun baru Imlek hingga 9 Februari. Di Shanghai, Tesla, General Motors, dan Volkswagen juga menambah hari libur hingga 9 Februari. Ketiga perusahaan ini memiliki pabrik sendiri di Shanghai atau mengoperasikan pabrik melalui anak usaha perusahaan patungan dengan mitra lokal.
Di Wuhan yang berpenduduk 11 juta jiwa, pergerakan warganya sangat dibaasi, kendaraan yang tidak penting dilarang melintas. Wali kota Wuhan mengatakan banyak turis asing telah meninggalkan kota sebelum libur tahun baru Imlek, sebelum kota itu diisolasi karena merebaknya virus corona.
Beberapa pemerintah kota di kota-kota besar mengeluarkan kebijakan penutupan operasional angkutan umum, taksi dan layanan transportasi lain. Berdasarkan data terbaru, lebih dari 100 orang dinyatakan tewas dan jumlah yang terinfeksi virus corona mencapai di atas 4.500 orang.[]