Jakarta - Penyuplai komponen otomotif terbesar di dunia, Bosch menyatakan wabah virus corona yang menyebar di kota Wuhan, China dapat mengganggu rantai pasokan otomotif global. Hal tersebut diungkapkan oleh Chief Executive Bosch Volkmar Denner, dikutip dari Reuters, Senin, 3 Februari 2020.
“Kami prihatin, tetapi berdasarkan fakta hari ini, kami tidak memiliki gangguan pada bisnis atau rantai pasokan kami. Kami perlu menunggu untuk melihat bagaimana keadaan berkembang. Jika situasi ini berlanjut, rantai pasokan akan terganggu. Ada prediksi yang memperkirakan puncak infeksi akan berlanjut hingga Februari atau Maret," kata Denner.
Bosch memanfaatkan China sebagai markas manufaktur global untuk mengekspor transmisi, motor listrik, dan perangkat elektronik untuk penambah daya bagi mobil listrik.
Di Wuhan, Bosch memiliki dua pabrik, yakni untuk membuat sistem kemudi dan termo-teknologi dengan sekitar 800 karyawan.
Logo perusahaan Bosch. (Foto: Reuters)
“Di Wuhan, Bosch memiliki dua pabrik, yakni untuk membuat sistem kemudi dan termo-teknologi dengan sekitar 800 karyawan. Belum ada laporan infeksi," ujar Denner.
Pabrik Bosch di China sudah ditutup sejak libur Tahun Baru China (Imlek) dan akan diperpanjang hinggayang 3 Februari 2020. Menurut Denner, perpanjangan tersebut diklaim tidak akan mengganggu bisnis global Bosch.
Sejarah Bosch Berdiri
Bosch pertama kali didirikan oleh Robert Bosch di Stuttgart, Jerman pada tahun 1886, kemudian hadir di China pada 1909. Saat ini, Bosch sudah memiliki 23 fasilitas manufaktur otomotif di lebih dari 60 lokasi di China, yang merupakan rumah bagi tenaga kerja terbesar Bosch di luar Jerman.
Secara global, saat ini Bosch mempunyai lebih dari 350 divisi di 60 negara, dengan jumlah pekerja sebanyak 303.000 orang. Produknya dijual di 150 negara dengan pendapatan 51,4 miliar euro pada tahun 2011. Pada 2009, Bosch menjadi pemimpin di Kantor Paten dan Merek Dagang Jerman dengan sebanyak 3.213 paten. []