Jakarta – Laporan situs independen, worldometer, tanggal 30 April 2021 menunjukkan jumlah kematian karena infeksi virus corona (Covid-19) di seluruh dunia mencapai 3.193.209 . Jumlah ini berasal dari 220 negara yang melaporkan kasus Covid-19. Sedangkan jumlah kasus positif viris corona global mencapai 151.999.193.
Pandemi sendiri terus terjadi di tengah-tengah kegencaran banyak negara, terutama negara-negara kaya, melakukan vaksinasi massal terhadap warganya. Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) sejak awal mengatakan bahwa kehadiran vaksin tidak semerta menghentikan pandemi karena vaksinasi tidak menyeluruh.
Selain itu tingkat kepatuhan warga dunia untuk menerapkan protokol kesehatan sangat rendah. Di Indonesia protokol kesehatan dikenal sebagai 3M yaitu selalu memakai masker, menjaga jarak fisik, dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir. Muncul pula gerakan antimasker dengan menyebut melanggar hak asasi.
Pemakaman jenazah korban Covid-19 di Indonesia (Foto: abc.net.au – Reuters/Willy Kurniawan)
Sementara itu di beberapa negara banyak warganya yang menolak lockdown (penguncian) dan pembatasan. Bahkan, di beberapa negara di Eropa warga yang memprotes pembatasan terkait Covid-19 bentrok dengan polisi.
Sedangkan di Amerika Serikat (AS) dengan jumlah kasus positif dan kematian terbanyak di dunia banyak warganya yang tidak percaya terhadap Covid-19. Mereka unjuk rasa dengan mengatakan justru berita Covid-19 yang merupakan virus.
Pada akhirnya jumlah kasus virus corona global per tanggal 16 April 2021, pukul 13.34 WIB, mencapai 139.716.185 dengan 3.000.243 kematian.
Para penggali kubur memakai APD turunkan peti mati seseorang yang meninggal karena Covid-19 di pemakaman Vila Formosa di Sao Paulo, Brasil. (Foto: voaindonesia.com/AP).
Negara-negara dengan jumlah kematian terbanyak, di atas 100.000, sampai tanggal 30 April 2021, yaitu:
- Amerika Serikat 590.055
- Brasil 404.,287
- Meksiko 216.447
- India 211.835
- Inggris 127.517
- Italia 120.807
- Rusia 110.128
- Prancis 104.514
Karena keterbatasan penyediaan vaksin dan ketidakmampuan banyak negara membeli vaksin, maka vaksinasi Covid-19 global tersendat yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyebaran virus lagi. Jumlah kasus bertambah begitu pula dengan jumlah kematian. []