Jakarta - Pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW) akan mengakuisisi 20 persen saham Guoxuan High-tech, produsen baterai mobil listrik Cina. Pembelian saham akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang. VW akan mendapatkan kepemilikan saham Guaxuan melalui diskon penempatan saham pribadi.
Seperti dikutip dari Reuters dari dua sumber, rencana akuisisi ini merupakan bagian dari ambisi VW untuk menjadi pabrikan mobil listrik terdepan. Kesepakatan ini juga merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam memenuhi target penjualan 1,5 juta mobil listrik baru setahun di China pada 2025, termasuk varian plug-in hybrid (campuran mobil listrik dan mobil berbahan bakar minyak atau BBM).
Untuk mencapai target penjualan mobil listrik di Cina, VW telah membangun pabrik baru senilai 2,5 miliar dolar AS. Pabrik baru hasil kolaborasi dengan perusahaan lokal, SAIC Motor yang akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 300.000 unitl. Selain itu, VW juga memperbaiki fasilitas manufaktur di kota Foshan, Cina tenggara untuk membangun mobil listrik dengan mitra Grup FAW.
Produsen mobil asing kini mengejar ketertinggalan dengan perusahaan China dalam mengamankan pasokan baterai.
Saat ini kapitalisasi pasar Guoxuan sebesar 2,8 milliar dolar AS, artinya 20 persen saham perusahaan saat ini bernilai sekitar 560 juta dolar AS. Rincian kesepakatan antar kedua perusahaan ini telah diselesaikan dan sedang menunggu aturan baru China tentang penempatan saham swasta yang akan memberikan mekanisme penetapan harga yang lebih fleksibel dan periode penguncian yang lebih pendek untuk pemegang saham mayoritas.
Mobil istrik Volkswagen D.3 di Frankfurt Motor Show IAA 2019. (Foto: Antara/REUTERS/RALPH ORLOWSKI)
VW akan menjadi perusahaan pemegang saham terbesar kedua di Gouxuan setelah Zhuhai Guoxuan Trading yang terlebih dahulu membeli 25 persen saham perusahaan baterai mobil listrik ini. Zhuhai Guoxuan Trading merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh pendiri Guoxuan, yakni Li Zhen. Namun baik pihak VW dan Gouxuan serta Komisi Regulasi Sekuritas China menolak untuk berkomentar.
Mengamankan Pasokan Baterai
Seorang sumber yang tidak ingin diketahui identitas mengatakan bahwa dibalik kesepakatan ini, VW sudah lama ingin mengendalikan produsen baterai untuk bisa membantu mengelola rantai pasokannya dengan lebih baik. Anggota dewan VW, Steffan Sommer mengatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), salah satu produsen baterai teratas China untuk menjadi pemasok strategis perusahaan. Bahkan menurutnya, VW dapat membangun pabrik sel baterainya sendiri di China.
Direktur Pelaksana AutoForesight Shanghai, Yale Zhang mengatakan saat ini para produsen mobil asing sedang mengejar ketertinggalan dari pesaingnya ihwal mengamankan pasokan baterai di China. "Produsen mobil asing kini mengejar ketinggalan dengan rekan-rekan China dalam mengamankan pasokan baterai. Dengan menjadi pemegang saham di pembuat baterai Cina teratas, produsen mobil dapat memperoleh lebih banyak daya tawar pada harga baterai," ujar Yale.

Saat ini memang VW harus siap bersaing dengan pabrikan kendaraan listrik asal Amerika Serikat, yakni Tesla, yang awal tahun 2020 ini sudah mulai mendistribusikan mobil dari pabriknya yang bernilai 2 miliar dolar AS di Shanghai, China. Tesla berencana untuk memproduksi 250.000 unit mobil listrik per tahun di fase pertama pabrik.
China sangat mendukung pabrik-pabrik pembuat mobil listrik, baik mobil listrik murni, hibrida listrik maupun plug-in hybrid. Selain itu, China juga sudah mulai menerapkan persyaratan kuota penjualan kendaraan listrik untuk para produsen.
Namun menurut asosiasi industri otomotif China, pemotongan subsidi yang diterapkan pemerintah menjadi pukulan besar untuk para produsen. Pada tahun ini saja, penjualan hanya naik sedikit cenderung flat.[]