Jakarta - Saham Apple Inc pada perdagangan Jumat, 30 Oktober 2020 merosot 4 persen. Ini terjadi setelah perusahaan multinasional berpusat di Cupertino, California itu melaporkan penjualan iPhone yang melesat dari perkiraan dan jebloknya pendapatan dari unit di China.
Pendapatan Apple di China anjlok 29 persen menjadi US$ 7,9 miliar, terendah sejak 2014.
Namun CEO Apple, Tim Cook mengakui peluncuran iPhone 12 mendapat respon positif. Selain itu penjualan tablet Mac dan layanan juga mencapai level tertingi sepanjang kuartal yang berakhir September 2020.

Seperti diberitakan dari Yahoo Finance yang mengutip Bloomberg, Apple menyebutkan bahwa penjualan dalam tiga bulan berakhir 26 September 2020 mencapai US$ 64,7 miliar atau setara Rp 949,46 triliun. Pencapaian itu diatas perkiraan kalangan analis yang menyebutkan US$ 63,5 miliar, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Raihan laba per saham sebesar 73 sen per lembar juga melampaui ekspekstasi Wall Street.
Disebutkan bahwa penjualan iPhone turun 21 persen karena antisipasi model-model baru, yang tiba lebih lambat dari biasanya untuk tahun ini. Namun Cook mengklaim bahwa tanggapan terhadap jajaran iPhone 5G dan perangkat baru lainnya "sangat positif."
Di China yang menjadi basis penjualan terpenting Apple, kali ini pendapatan anjlok 29 persen menjadi US$ 7,9 miliar, terendah sejak 2014. "Produk selain iPhone tumbuh dua digit di China," ucap Luca Maestri, Kepala Keuangan Apple, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television .
Maestri mengharapkan peluncuran iPhone 12 Pro Max dengan layar yang lebih jumbo akan mendapat respon positif di pasar Tiongkok. Ia optimistis untuk kuartal berikutnya berakhir Desember, unit China akan mencatat pertumbuhan positif.
Saham Apple turun 4 persen menjadi US$ 110,68 per lembar di bursa New York. Tahun ini saham produsen iPhone dan iPad itu telah melonjak 57 persen. []
- Baca Juga: Google Dituduh Sogok Apple Rp 175 Triliun, Untuk Apa?
- Konflik Berlanjut, Apple Tuduh Fortnite Lakukan Monopoli