Wakil Ketua MUI Sebut Trump Punya Maksud Jahat Ingin Kirim 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia

Presiden AS Donald Trump berencana mengirim sekitar 2 juta warga Gaza korban perang ke Indonesia.
Wakil Ketua MUI Sebut Trump Punya Maksud Jahat Ingin Kirim 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia. (Foto: Tagar/Dok iSt)

TAGAR.id, Jakarta - Presiden AS Donald Trump berencana mengirim sekitar 2 juta warga Gaza korban perang ke Indonesia. Rencana ini pun menuai kritikan keras dari berbagai pihak.

Wakil Ketua MUI Anwar Abbas menilai ada maksud jahat dari Trump terkait rencananya mengirim 2 juta warga Gaza ke Indonesia. Sebab, AS dan Israel adalah sekutu.

"Oleh karena itu, kalau seandainya Donald Trump mengusulkan supaya 2 juta rakyat di Gaza itu dipindahkan ke Indonesia, ya, saya rasa dia punya maksud jahat itu. Bagi saya tercium bau anyir, ya, bau yang enggak sedap. Karena saya yakin dan percaya, ya, itu adalah salah satu strategi yang dipergunakan oleh Donald Trump untuk mengurangi peran Hamas," kata Anwar Abbas.

Apalagi, lanjut Anwar, Trump adalah pendukung berat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Hal ini terlihat dari bagaimana dunia sudah sering mengutuk serangan yang dilakukan Israel di Gaza, tapi masih tetap dibela oleh AS.

"Jadi kesimpulan saya adalah Israel dan Amerika adalah sama, cuma beda negara, tapi mereka pada dasarnya adalah sama. Mereka adalah sahabat, mereka adalah sekutu setia, ya," ujarnya.

Anwar menilai, jika jumlah penduduk Gaza berkurang sesuai dengan rencana Trump mengirim mereka ke Indonesia, maka kemungkinan Hamas untuk bisa merekrut pasukan akan berkurang. Sehingga ketika Hamas melemah, mereka dapat dikendalikan.

"Yang kedua adalah kalau seandainya Donald Trump ingin memindahkan 2 juta rakyat Gaza ke Indonesia, pertanyaan saya taruhlah misalkan diterima gitu, ya, apakah kira-kira mungkin Trump itu akan membiayai lagi pengembaliannya ke Gaza? Saya enggak percaya itu. Karena kalau dikembalikan, berarti eksistensi Israel akan terancam kembali. Itu bagi saya, ya, kalau ada orang menyatakan supaya kita berhusnudzon dengan gagasan Donald Trump ini, ini orang enggak tahu kita ngomong dengan siapa," jelasnya.

Anwar kemudian mengutip pernyataan mantan Menteri Luar Negeri AS Margaret Albright bahwa acuan dari politik luar negerinya adalah kepentingan negaranya. Sehingga jika ada kepentingan yang merugikan AS dan sekutunya, pasti akan ditolak.

"Kalau begitu, bagaimana itu? Kalau Amerika membela Israel dan Israel punya kepentingan untuk membentuk Israel Raya yang kawasannya itu tidak hanya daerah Palestina hari ini, tapi juga Jordan, Lebanon, Suriah dan belahan utara dari Saudi, serta bagian dari Irak, jadi menurut saya, ya, orang Israel ini emang bertekad bulat untuk mendirikan negara Israel Raya itu. Caranya adalah menghabisi negara Palestina itu, menghabisi kawasan Palestina," jelasnya lagi.

"Dalam artian Palestina, daerah Palestina atau wilayah Palestina betul-betul bisa mereka kuasai dan bisa mereka dudukin dan mereka jadikan bagian dari negara mereka," pungkasnya. []

Berita terkait
Deretan Orang Terkaya di Pelantikan Donald Trump, Elon Musk, Mark Zuckerberg, hingga Jeff Bezos
Ada banyak tokoh-tokoh penting yang diundang dalam pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump di Capital Rotunda hari ini, Senin, 20 Januari 2025
Donald Trump Dilantik Jadi Presiden Ke-47 Amerika Serikat
Trump mengambil sumpah jabatan di dalam gedung DPR Amerika Serikat. “Zaman keemasan Amerika dimulai sekarang,”
Saham Perusahaan Kecil Kehilangan Efek Positif Donald Trump
Saat para investor memburu aset-aset yang diharapkan akan “bersinar” pada masa kepemimpinan Presiden terpilih AS Donald Trump