Wardah dan Para Pihak Sumbang Puluhan Miliar untuk Corona

Pandemi corona Covid-19 yang mengancam penduduk bumi meggerakkan produsen kecantikan Wardah dan banyak pihak untuk menyumbangkan apa yang dimiliki.
Ilustrasi - Bersama seluruh penduduk bumi melawan virus corona Covid-19. (Foto: Pixabay/geralt)

Jakarta - Penyebaran pandemi virus corona di Indonesia semakin meluas setiap harinya dan semakin menambah jumlah korban yang terinfeksi. Kondisi ini membuat berbagai kalangan turut aktif menggalang bantuan untuk bersama-sama melawan Covid-19.

Salah satu gerakan yang mulai dilakukan adalah dengan menyumbangkan masker kepada masyarakat. Hal ini dilakukan PT Paragon Technology & Innovation (Paragon) yang menaungi sejumlah merek produk kecantikan ternama di antaranya, Wardah, MAKE OVER, dan Emina.

Presiden Komisaris PT Paragon Technology and Innovation, Nurhayati Subakat, mengatakan pihaknya merasa terpanggil untuk ikut membantu penanganan virus Covid-19 di Indonesia.

"Kami terdorong untuk segera memberi bantuan langsung terhadap penanganan pandemi virus corona. Sejumlah rumah sakit di Jabodetabek membutuhkan banyak bantuan. Akhirnya kami mencoba mengirimkan bantuan ke beberapa rumah sakit. Salah satunya Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, sebagai salah satu rumah sakit rujukan pasien covid-19," kata Nurhayati Subakat dalam siaran pers yang beredar, Jumat, 20 Maret 2020.

Nurhayati mengatakan perusahaannya mengirimkan bantuan berupa alat kesehatan dan alat pelindung diri bagi tenaga medis. Sesuai dengan kesediaan barang dan kemampuan, terutama ke beberapa rumah sakit yang berada di kawasan dengan tingkat urgensi yang tinggi. Paragon Indonesia juga telah memberi bantuan hand sanitizer ke sejumlah ruang publik, institusi pendidikan, rumah ibadah.

Berikut pihak-pihak yang juga menyumbangkan masker untuk membantu memberantas Covid-19.

1. Pengusaha Tekstil Indonesia

Perusahaan di bawah naungan Asosiasi Pertekstilan Indonesia kini sepakat dengan memacu produksi satu juta masker non-medis untuk disumbangkan kepada Palang Merah Indonesia.

Produksi masker memang menjadi ceruk yang mulai akan diisi oleh para pelaku industri tekstil. Selain untuk disumbangkan, para pelaku industri juga mulai memproduksi masker untuk komersial. Adapun masker yang diproduksi adalah masker kain yang bisa dicuci dan dipakai ulang.

Salah satu perusahaan yang kini sudah mulai menjual masker non-medis tersebut adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex. Masker produksi perusahaan dengan kode emiten SRIL itu dijajakan melalui sistem pre-order seharga Rp 5.500 per lembar dengan minimum pemesanan seribu lembar.

Hal sama dilakukan Asosiasi Pertekstilan Indonesia, memproduksi masker dan alat pelindung diri alias APD untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri seiring dengan masih mewabahnya virus corona Covid-19. Kendati, peralatan yang bisa diproduksi baru pada tingkat non-medis lantaran untuk tingkat medis diperlukan sertifikasi khusus.

"Untuk non-medikal bisa langsung produksi, sementara yang medikal kami sedang berkoordinasi dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan bisa dipercepat enggak untuk kami sertifikasi," ujar Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Anne Patricia Sutanto.

Kendati belum setingkat medis, ia menjamin peralatan yang diproduksi memenuhi sejumlah kebutuhan seperti anti-air, anti-angin, anti-virus, anti-bakterial dan bisa dipergunakan sementara dalam kondisi darurat. "Ini akan lebih bagus dari jas hujan," tutur dia.

Menurutnya, peralatan itu pun akan diuji di laboratorium milik pabrik dan memiliki kualitas yang telah teruji. Apalagi, kata Anne, produsen TPT Indonesia terbukti bisa menciptakan bahan untuk kebutuhan luar ruang yang dipastikan anti-air dan anti-angin.

2. YouTuber asal Korea, Jang Hansol

"Aku yakin di antara bolo-bolo (sebutan fansnya) hari ini ada yang pernah pergi ke apotek, supermarket, atau tempat lain untuk beli masker, hand sanitizer, ataupun sabun cuci tangan," kata Hansol dalam video yang diunggahnya di akun Instagram @hansoljang110, Jumat, 20 Maret 2020.

Pemilik kanal YouTube Korea Reomit ini pun membeberkan suatu kondisi lainnya terhadap kaum yang kekurangan secara finansial. Menurutnya tidak semua orang memiliki kemampuan untuk membeli masker, bahkan ada yang tidak mau pergi karena sudah pasti persediaan kosong.

"Bisa enggak bayangin betapa ngerinya situasi saat ini. Aku membayangkan ini tuh ngeri banget," ujar Hansol sambil menggelengkan kepala.

Selain menyumbangkan Rp 50 juta, laman donasinya juga terus dibuka bagi masyarakat Indonesia yang mau turut berpartisipasi. Hansol yang fasih bahasa Jawa ini merasa orang yang masih memiliki persediaan makanan bisa cukup untuk bertahan hidup satu minggu. Namun, mereka yang tidak tahu makan apa untuk esok hari pasti kurang memikirkan kesehatan untuk terhindar dari virus corona.

"Bayangkan teman-teman kita yang bahkan buat makan besok saja enggak ada duitnya. Bagaimana mereka bisa melindungi diri mereka sendiri dari virus corona kalau bukan dari bantuan kita," ucap Hansol. 

3. Bos Alibaba Group Jack Ma

Jack MaJack Ma. (Foto: livermint.com)

Pendiri Alibaba Group Jack Ma mengumumkan rencana donasi perlengkapan medis ke 10 negara di Asia untuk mendukung upaya menangani penyebaran virus corona atau Covid-19.

Bantuan ini diberikan setelah beberapa hari lalu pihaknya mengumumkan bantuan 2 juta masker, 150 ribu test kit, 20 ribu baju pelindung, dan 20 ribu pelindung wajah untuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

"Kami akan mendonasikan perlengkapan medis untuk 10 negara Asia. Walau pengiriman dalam waktu singkat bukanlah hal yang mudah, kami bisa mewujudkannya," seru Jack Ma dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin, 23 Maret 2020.

Melalui Jack Ma Foundation dan Alibaba Foundation, donasi alat medis ini akan diberikan kepada Pemerintah Afganistan, Bangladesh, Kamboja, Laos, Maldives, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.

Adapun bentuk bantuan yang disalurkan yakni berupa total 1,8 juta masker, 210 ribu test kit dan 36 ribu baju pelindung, serta sejumlah perlengkapan medis penting seperti ventilator dan termometer.

Pengiriman donasi tersebut memanfaatkan kemampuan dan jaringan Electronic World Trade Platform (eWTP) untuk mengatasi tantangan-tantangan logistik dan transportasi dengan banyaknya jumlah dan posisi geografis negara-negara tujuan.

"Pandemi (virus corona) ini telah menghadirkan berbagai tantangan untuk industri logistik di dunia. Dengan keberadaan eWTP, kami mencoba sebaik mungkin untuk memastikan transportasi dan pengantaran yang cepat hingga wilayah terpencil yang sangat membutuhkan bantuan ini," ujar Secretary General eWTP Alibaba, Juntao Song.

4. CEO Apple, Tim Cook

CEO Apple, Tim Cook menyumbangkan jutaan masker ke petugas kesehatan di Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk memerangi penyebaran virus corona (Covid-19). Kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker telah menjadi salah satu masalah serius bagi petugas kesehatan. Masker belakangan ini semakin diminati di tengah pandemi virus corona (Covid-19), bahkan persediannya semakin terbatas.

Untuk diketahui, N95 respirator merupakan masker sekali pakai yang dapat digunakan petugas kesehatan untuk melindungi diri dari droplet atau tetesan batuk atau bersin orang yang terjangkit Covid-19. []

Baca juga:

Berita terkait
Benarkah Jahe Merah Ampuh Mencegah Tertular Corona?
Mengonsumsi jahe merah dapat menjadi alternatif untuk langkah pencegahan tertularnya virus corona (COVID-19).
Apakah Gigitan Nyamuk Bisa Menularkan Corona?
Virus corona Covid-19 bisa bertahan di udara selama 3 jam, bisa menempel pada benda apa saja. Apakah gigitan nyamuk bisa menularkan corona?
Apakah Berenang Bisa Menularkan Corona?
Corona membuat orang-orang menjadi cemas, khawatir terinfeksi virus yang tak terlihat oleh mata tersebut. Apakah berenang bisa menularkan corona?
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan