Ciledug - Warga Perumahan Ciledug Indah I dan 2, Kecamata Ciledug, Kota Tangerang yang menjadi korban banjir masih mengungsi di posko darurat. Beberapa diantara mereka mulai terserang penyakit akibat dari genangan air yang merendam pemukiman.
Petugas kesehatan Puskesmas Pedurenan Nofita Handayani yang berjaga di posko kesehatan masjid Al-Irsyad mengatakan sebagian warga yang mengungsi mulai mengeluhkan kesehatannya. "Kebanyakan keluhannya mulai dari mual mungkin karena masuk angin, diare, gatal-gatal, flu yang mulai hari ini menyerang beberapa orang," katanya kepada Tagar, 3 Januari 2020.
Warga memanfaatkan layanan posko yang dibangun berbagai pihak diantaranya Rumah Sakit Bhakti Asih, Rumah Sakit Sari Asih, Palang Merah Indonesia (PMI), dan masih banyak yang lainnya. Terdapat tiga posko yang dibangun, salah satunya yang paling ramai berada di depan pintu akses Perumahan Ciledug Indah 2 tepatnya di halaman Masjid Al-Irsyad.
Pengungsian warga Perumahan Ciledug Indah 1 dan 2. (Foto: Tagar/Rivaldi Dani Rahmadi)
Melalui pantauan Tagar, korban banjir yang mengungsi sampai Jumat malam masih banyak yang datang ke posko kesehatan untuk menyampaikan keluhan kesehatan. Menurut Nofita, mereka yang datang bukan hanya mengeluh sakit, tapi ada juga yang punya riwayat penyakit dan meminta obat ke posko.
"Biasanya yang punya riwayat darah tinggi, lantas obatnya hilang, datang ke sini minta obat. Kami hanya bisa memberikan obat hanya untuk jangka waktu satu hingga tiga hari, untuk selanjutnya dianjurkan kontrol ke Puskesmas atau rumah sakit," ucap Nofita kepada Tagar, 3 Januari 2020.
Prosedur yang harus dilakukan pengungsi untuk mengontrol kesehatannya cukup datang dan didata nama, usia, beserta alamatnya karena yang diutamakan untuk pemeriksaan di posko ini yaitu korban banjir. Setelah itu, petugas akan mengambil tindakan seperti mengecek tensi darah, dan memberikan sejumlah obat-obatan.

Terhitung sudah ada sekitar 450 orang yang datang dan mengeluhkan kondisi kesehatan mereka sampai Jumat, 3 Januari 2020 malam. " Sejak dibangun posko ini, jumlah pengungsi yang kontrol untuk hari pertama sekitar 40 orang, hari kedua 258, dan hari ini menurun menjadi 159 orang, mungkin karena sebagian warga sudah pulang ke rumah," jelas Nofita.
Seorang pengungsi Rahmat (35) mengapresiasi sikap tanggap pemerintah dalam membantu korban banjir. "Di posko pengungsian, banyak keluhan, seperti demam, pusing, batuk-batuk, gatal-gatal, diare juga ada. Bersyukur para petugas bersikap tanggap dan melayani dengan baik," ujarnya kepada Tagar.[]