Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang menunjukkan potensi hujan lebat dan angin kencang pada 29-30 Januari 2025. Kondisi ini dipengaruhi oleh peningkatan kelembaban udara akibat penguatan Monsun Asia, yang membawa massa udara lembab dalam jumlah besar. Fenomena ini diperkuat oleh Seruakan Dingin (Cold Surge) yang berada pada kategori signifikan selama tiga hari terakhir.
Hujan lebat hingga sangat lebat diperkirakan akan mengguyur beberapa wilayah, terutama bagian barat dan selatan Indonesia. Fenomena La Nina, meski dalam fase lemah, juga berkontribusi meningkatkan curah hujan, terutama di wilayah tropis. Selain itu, fenomena MJO yang aktif di barat Indonesia, bersama gelombang atmosfer ekuator lainnya seperti Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin, mendukung pembentukan awan konvektif yang berpotensi memicu hujan lebat.
Pola sirkulasi siklonik yang terdeteksi di beberapa lokasi, seperti Selat Karimata, Laut Halmahera, Laut Arafuru, hingga Samudra Hindia Selatan Jawa, memperbesar peluang curah hujan tinggi di wilayah tersebut. Kombinasi fenomena atmosfer ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang. BMKG menyebutkan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan menghadapi puncak musim hujan hingga awal Februari.
Masyarakat di wilayah rawan bencana diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Berikut daftar wilayah yang berpotensi hujan lebat dan angin kencang pada 29-30 Januari 2025: Rabu, 29 Januari 2025, hujan dengan intensitas sedang berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DIY, Bali, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Hujan lebat berpotensi terjadi di beberapa wilayah tersebut, dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan prakiraan cuaca terbaru dari BMKG. Dengan persiapan yang baik, diharapkan dampak negatif dari cuaca ekstrem dapat diminimalisir.