Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan dunia harus berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan virus corona jenis COVID-19 menjadi pandemi. Menurut WHO, masih terlalu dini untuk menyebutkan wabah virus corona sebagai pandemi, tapi negara-negara harus dalam fase kesiapsiagaan.
Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia. Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama warga dunia.
Virus corona pertama kali terdeteksi di Wuhan, Provinsi Hubei, China, dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 2.600 orang meninggal dan 77.000 terinfeksi. Penyebaran wabah ini begitu masif di seluruh dunia. Lebih dari 1.200 kasus telah dikonfirmasikan di sekitar 30 negara dan lebih dari 20 orang meninggal. Pasar saham di seluruh dunia mengalami penurunan tajam karena kekhawatiran terhadap dampak ekonomi.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan jumlah kasus baru dalam beberap hari terakhir di Iran, Italia, dan Korea Selatan sangat mengkhawatirkan. "Namun, untuk saat ini kami belum melihat penyebaran virus secara global dan jumlah kematian dalam skala besar," ucapnya. Menurutnya, jumlah negara yang terinfeksi wabah, tingkat keparahan penyakit dan dampaknya terhadap masyarakat belum mencapai tingkat pandemi.
Tedros tidak menampik, virus corona berpotensi menjadi pandemi. "Bisa saja. Apakah sudah sampai menjadi pandemi? Menurut pengamatan kami belum," ucapnya kepada wartawan seperti diberitakan dari BBC News, Selasa, 25 Februari 2020.
Namun menurut Tedros, pendemi itu bisa dihindari bisa semua negara mempunyai harapan, keberanian, dan kepercayaan diri bahwa virus corona ini dapat diatasi, dan beberapa negara telah melakukan itu. "Menggunakan kata pendemi, tidak sesuai dengan fakta dan dapat menyebabkan ketakutan," tuturnya.[]
Baca Juga:
- Iran Bantah Tak Transparan Soal Jumlah Korban Corona
- WHO Sebut Stigmatisasi Virus Corona Perparah Epidemi