Jenewa – Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO/World Health Organization) memperingati satu tahun deklarasi "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" terkait pandemi virus corona (Covid-19). Deklarasi diikuti dengan desakan agar komunitas global mengambil tindakan untuk mengendalikan pandemi.
Pada pengarahan singkat rutin WHO mengenai Covid-19, Jumat, 29 Januari 2021, di kantor pusat di Jenewa, Swiss, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan setahun yang lalu pada hari Sabtu, ada kurang dari 100 kasus penyakit dan tidak ada kematian di luar China.
Seorang bayi di tengah pasar ayam hidup di Wuhan, 2006, di tengah wabah virus flu burung, H5N1 (Foto: dw.com/id)
Minggu ini, dunia mencatat 100 juta lebih kasus yang dilaporkan, dan mendekati 2,2 juta kematian. Tedros mengatakan, saat itu ia mengatakan kepada dunia “ada peluang untuk mencegah penyebaran virus secara luas. Ia menambahkan, “Beberapa negara memperhatikan seruan itu; beberapa tidak.”
Menurut Tedros, vaksin telah memberi dunia kesempatan lain untuk mengendalikan pandemi, dan tidak boleh disia-siakan dengan tidak membagikan vaksin secara adil di antara negara-negara kaya dan miskin.
“Pandemi telah mengungkap dan mengeksploitasi ketidaksetaraan dunia kita. Sekarang ada bahaya nyata bahwa alat-alat yang bisa membantu mengakhiri pandemi - vaksin - dapat memperburuk ketidaksetaraan yang sama,” ujar Tedros.

Tedros sebelumnya dengan tegas menentang apa yang disebutnya "nasionalisme vaksin" - penimbunan vaksin yang tersedia oleh negara-negara terkaya di dunia sementara negara-negara yang lebih miskin harus "duduk dan menunggu".
“Ketika sebuah desa terbakar, tidak masuk akal jika sekelompok kecil orang menimbun semua alat pemadam kebakaran untuk menyelamatkan rumah mereka sendiri,” kata Tedros. “Api akan lebih cepat padam jika setiap orang punya alat pemadam kebakaran dan bekerja sama” kata Tedros (my/pp)/voaindonesia.com. []