Gunungkidul - Warga di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul menggelar acara adat berupa bersih-bersih desa pada Senin, 19 Agustus 2019.
Selain untuk melestarikan kebudayaaan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai promosi wisata Gunung Api Purba Nglanggeran yang menjadi salah satu situs Geosite Geopark Gunung Sewu.
Wakil Ketua Panitia Acara Kenduri Bersama Agus mengatakan acara yang digelar oleh pihaknya berupa Kenduri Bersama, Kembul Bujono 50 Ingkung, dan Adat Tayub. Titik utamanya terdapat di halaman parkir objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran.
Ia menerangkan, sebanyak 50 ingkung ayam pun telah disiapkan oleh panitia. Di saat yang bersamaan warga sekitar di Desa Nglanggeran berkumpul di Gunung Api Purba Nglanggeran untuk menggelar doa bersama.
Mereka berdoa untuk bersyukur atas karunia hasil tani dan ternak selama setahun terakhir, baru setelah itu ingkung ayam dimakan bersama. Bahkan, acara ini turut melibatkan pengunjung yang secara kebetulan sedang berlibur di Gunung Api Purba Nglanggeran.
Ini menarik bagi wisatawan, langka bagi turis.
"Kegiatan ini dimaknai dengan ungkapan rasa syukur atas hasil tani dan ternak. Selain untuk menjaga kebersamaan antar warga, juga supaya mempromosikan wisata. Wisatawan dipersilakan ikut bersama makan gratis," ujar Agus saat ditemui Tagar, Senin, 19 Agustus 2019.
Dalam pantauan di lokasi, sedikitnya ada sekitar 400 warga dan wisatawan yang memeriahkan acara ini. Mereka duduk akrab sambil berbincang di atas tikar, sembari menyantap nasi uduk dengan lauk ayam ingkung.
Baca juga: Ada Fosil Cacing Purba, Akademisi Gemar ke Gunungkidul
"Jadi memang hasil tani dan ternak warga yang dinikmati. Memakai bungkus daun jati dan pisang, makan bersama-sama," ucapnya dengan logat medok.

Pairan, 64 tahun, warga Dusun Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, mengungkapkan kebahagiaannya dapat melestarikan budaya leluhur.
Menurut dia hal ini akan menimbulkan dampak positif, utamanya tambah menyedot wisatawan untuk mengunjungi Gunung Api Purba.
"Ini kan juga untuk menarik wisatawan. Supaya wisata di sini maju," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Mahasiswa asal Universitas Malaysia Kelantan, Ramadhan Ibnu Hashim mengatakan acara adat semacam ini tentu saja sangat diminati oleh wisatawan asing.
Ia mengaku tercengang dapat menyaksikan budaya berbaur, bertutur sapa antar warga yang ia soroti amat hangat. Di Negeri Jiran hal seperti ini sangat jarang Ramadhan temui.
Baca juga: Hewan Liar Misterius Serang Ternak Warga di Gunungkidul
"Ini menarik bagi wisatawan, langka bagi turis," kata pria berusia 20 tahun itu.
Tentu saja momen langka ini tidak mau Ramadhan lewatkan. Saat ini dia sedang mengerjakan penelitian di Yogyakarta, dan merasa mujur dapat kesempatan mengikuti acara bersih-bersih Gunung Api. Setelah tugas selesai, bersama warga, ia melahap makanan yang telah disajikan. []