Semarang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dilengkapi alat mutakhir penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini potensi tsunami. Alat tersebut bernama Warning Receiver System (WRS) NewGen, pengembangan dari WRS sebelumnya.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengungkapkan wilayah Indonesia merupakan bagian dari jalur gempa dunia yang terbentang dari Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Laut Banda, Seram, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
Sebagai wilayah yang terletak pada jalur gempa aktif, kondisi fisiografi wilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas tumbukan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
Berdasarkan kondisi tektonik yang kompleks ini, maka gempa dapat terjadi kapan saja dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.
Ketiga lempeng tektonik tersebut bertumbukan dan bergerak secara relatif antara satu dengan yang lain, menjadikan wilayah Indonesia sebagai salah satu kawasan rawan gempa dan tsunami di dunia.
"Wilayah Indonesia memiliki banyak sumber gempa. Secara umum, memiliki 13 segmentasi sumber gempa megathrust. Selain itu Indonesia juga memiliki sebanyak 295 segmentasi sesar aktif," katanya lewat siaran pers yang diterima Tagar, Minggu, 14 Juni 2020.
Berdasarkan katalog Peta Gempa Nasional, untuk wilayah Jawa Tengah terdapat tujuh sesar aktif yang sudah teridentifikasi. Yakni Baribis-Kendeng, Ajibarang, Merapi-Merbabu, Muria, Pati/Lasem, Ungaran-1 (geser), Ungaran-2 (naik).
"Lokasi sesar-sesar aktif yang telah terkonfirmasi di Jawa Tengah sebagian besar berada pada wilayah utara. Berdasarkan kondisi tektonik yang kompleks ini, maka gempa dapat terjadi kapan saja dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman," tutur dia.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan selama periode 2008 hingga 2019, rata-rata dalam setahun terjadi gempa sebanyak 5.818 kali, gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sebanyak 347 kali dan dua tahun sekali terjadi gempa berpotensi tsunami.
WRS NewGen

Terkait kondisi wilayah Indonesia yang rawan gempa dan tsunami ini, BMKG memiliki tugas dan kewajiban dalam menyediakan informasi gempa dan peringatan dini tsunami yang tertuang dalam UU No 31 Tahun 2009 dan Perpres No 93 Tahun 2019.
Sebagai salah satu implementasi dari tugas dan kewajiban tersebut di atas maka BMKG melaksanakan kegiatan pemasangan alat penyebarluasan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami bernama Warning Receiver System (WRS) di berbagai wilayah rawan gempa dan tsunami di Indonesia.
Sejak tahun 2008, BMKG sudah memasang sebanyak 275 peralatan WRS. Namun demikian, mengingat peralatan WRS masih sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah dan kantor lembaga maupun kementerian terkait, maka pada tahun 2020 ini, BMKG memasang WRS generasi terbaru di 315 lokasi.
Alat ini dapat menyajikan informasi dalam waktu kurang dari tiga menit, bahkan bisa dalam waktu dua menit setelah terjadi gempa bumi.
WRS generasi teranyar, menggunakan teknologi terbaru, bernama WRS NewGen. Alat ini berbeda dengan WRS sebelumnya karena memuat terobosan baru dalam penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
"WRS NewGen memberikan informasi gempa bumi secara lebih cepat karena bersifat real time. Alat ini dapat menyajikan informasi dalam waktu kurang dari tiga menit, bahkan bisa dalam waktu dua menit setelah terjadi gempa bumi," ucap dia menyebut keunggulan WRS NewGen.
Percepatan penyebarluasan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami ini dapat membantu stakeholder mengambil langkah penting selanjutnya secara cepat dalam penanganan bencana. Dengan demikian bisa memberikan manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat Indonesia dari bencana.
Di tahun 2020 ini, WRS NewGen tahun 2020 dipasang di kantor kementrian atau lembaga yang disebut dalam Perpres No 93 Tahun 2019. Juga institusi yang terlibat dalam penanganan bencana gempa dan tsunami seperti Kantor BPBD, kantor media massa, serta institusi terkait yang memiliki kerjasama dengan BMKG terkait sharing data dan informasi.
"Untuk Provinsi Jawa Tengah, BMKG memasang di 14 lokasi yang tersebar di 13 kabupaten kota, meliputi Banjarnegara, Batang, Boyolali, Pemalang, Banyumas, Blora, Cilacap, Grobogan, Klaten, Pekalongan, Tegal, Wonogiri. Juga dipasang di dua lembaga penyiaran, yaitu RRI Purwokerto dan TVRI Semarang," tutur dia. []
Baca juga:
- Kearifan Lokal Magelang Hadapi Zona Kuning Bencana
- Bangunan di Aceh Rusak Akibat Gempa Bumi
- Gempa M 4,5 Guncang Sumbawa NTB, Tak Berpotensi Tsunami