Jakarta – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan krisis kemanusiaan di Yaman serta hubungan AS dengan Rusia dan China merupakan bagian dari prioritas utama. Cindy Saine melaporkannya untuk voaindonesia.com, 29 Januari 2021.
Sambil mematuhi tindakan pencegahan Covid-19, Menlu Blinken menunjukkan sikap optimistis ketika berlangsung penyambutan kedatangannya di Deplu untuk pertama kalinya.
Pada sore hari Blinken berhadapan dengan para wartawan untuk pertama kali dalam jabatan barunya sebagai Menlu Amerika. Saat ditanya mengenai prioritas peninjauan kembali atas tindakan yang telah diambil oleh pemerintahan Trump, Blinken menyampaikan dia sangat fokus pada beberapa sanksi terhadap Houthi yang berpotensi menghalangi bantuan kemanusiaan untuk rakyat Yaman.

“Itu sangat penting, bahkan di tengah krisis ini. Kita lakukan segala yang bisa dilakukan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Yaman yang sangat membutuhkan,” jelasnya.
Ketika ditanya mengenai China, Blinken menyatakan setuju dengan kecaman pemerintah sebelumnya terkait perlakuan Beijing terhadap Muslim Uighur. “Saya menilai bahwa genosida telah dilakukan terhadap masyarakat Uyghur, itu tidak berubah,” kata Blinken.
Sementara itu di Kongres, China juga menjadi fokus utama dalam sidang nominasi dari calon yang ditunjuk oleh Presiden Joe Biden untuk menjabat sebagai duta besar AS di PBB, Linda Thomas-Greenfield. Diplomat karir itu berupaya untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa ia kemungkinan akan bersikap kurang tegas terhadap China di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Anthony Blinken (Foto: voaindonesia.com)
“Senator, jika dikonfirmasi, saya berkomitmen untuk bekerja sama dengan komite ini untuk melawan China di PBB, melawan semua upaya pemerintah China yang berusaha menyisipkan kalimat-kalimat berbahaya ke dalam berbagai resolusi PBB,” jelas Linda Thomas-Greenfield.
Thomas-Greenfield mengatakan kesuksesan China di panggung internasional bergantung pada penarikan Amerika dari perannya sebagai pemimpin dunia, dan ditambahkannya, hal seperti itu tidak akan terjadi selama dia berperan sebagai diplomat Amerika di PBB (mg/jm)/voaindonesia.com. []