Yang Kampanye Hitam di Medsos itu Tokoh

Kesimpulannya, lanjut Joko, berkarakter dan berbudayanya agenda Pilgub Jateng sangat bergantung pada teladan yang diberikan oleh para tokoh tersebut. “Calon gubernur, calon wakil gubernur beserta seluruh tim itu adalah orang-orang terhormat bagi orang Jawa sehingga merekalah yang harus menghadirkan (pilkada yang berkarakter dan berbudaya),” tukasnya.
Ketua KPU Jateng Joko Purnomo (dua dari kiri) di diskusi Pilgub Jateng Berkarakter dan Berbudaya di Semarang, Jateng, Senin (16/4). Joko menyatakan Pilgub Jateng berkarakter dan berbudaya dipengaruhi perilaku tokoh panutan masyarakat. (Ags)

Semarang (Tagar 16/4/2018) – Munculnya kampanye hitam di media sosial (medsos) dalam ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) diyakini ulah dari mereka yang menjadi tokoh panutan masyarakat. Demikian dikatakan Ketua Ketua Pemilihan Umum (KPU) Jateng Joko Purnomo di dialog Pilgub Jateng Berkarakter dan Berbudaya yang digelar Trijaya FM, di Semarang, Jateng, Senin (16/4).

“Selama ini kalau ada yang membuat ujaran kebencian siapa? ya tokoh-tokoh. Kalau di setiap pilkada ada kampanye hitam, siapa yang bikin? ya tokoh-tokoh,” kata Joko Purnomo.

Statemen Joko tersebut menanggapi warning dari peserta diskusi soal banyaknya kampanye hitam di medsos. Dan tokoh-tokoh pembuat gaduh pilgub yang dimaksud Joko Purnomo tidak berkutat pada paslon dan tim pendukung namun juga tokoh lain yang punya pengaruh luas di tengah masyarakat.

Tokoh Patron Masyarakat
“Tokoh-tokoh itu tidak hanya paslon (pasangan calon) tapi juga rombongan pendukung. Dan tokoh itu kan tidak mesti tokoh partai, tidak mesti tokoh pendukung tapi juga tokoh masyarakat di tempat kita,” jelasnya.

Menurut Joko, secara umum, masyarakat Jawa Tengah yang berbasis karakter dan budaya orang Jawa sudah dibentuk untuk saling menghargai dan menghormati orang lain. Mereka akan risih dan enggan menjelekkan orang lain. Di sisi lain, sebagai masyarakat yang berkultur patronase, orang Jawa juga akan menganut perilaku tokohnya.

Keyakinan Joko ini dicontohkan dalam keterlibatannya di grup medsos. Ketika dirinya maupun tokoh lain di grup tersebut tidak membuat statmen yang berbau kontroversi maka tidak akan muncul kegerahan di tengah audien grup medsosnya. 

“Saya ada 70 grup, saya tidak baca semua, satu dua baca, lainnya tidak saya baca, saya hapus. Nah masyarakat itu juga begitu. Coba survei ke lapangan, itu yang komentar kan kita-kita (tokoh-tokoh), masyarakat sebenarnya tidak buka,” beber dia.

Kesimpulannya, lanjut Joko, berkarakter dan berbudayanya agenda Pilgub Jateng sangat bergantung pada teladan yang diberikan oleh para tokoh tersebut. “Calon gubernur, calon wakil gubernur beserta seluruh tim itu adalah orang-orang terhormat bagi orang Jawa sehingga merekalah yang harus menghadirkan (pilkada yang berkarakter dan berbudaya),” tukasnya. (ags)



Berita terkait
0
Cara Agar Tetap Jelang Puncak Haji 2022, Ini Tipsnya
Kondisi cuaca di Arab Saudi saat ini sangat panas rata-rata 40-46 derajat celcius. Selain panas, kelembaban udara juga sangat rendah.