Yogyakarta - Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan skema di berbagai sektor untuk menyambut new normal di Yogyakarta. New normal adalah tatanan kehidupan baru setelah pandemi Covid-19.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan, mulai minggu depan Pemda DIY akan mulai menyiapkan skemanya. Ia mencontohkan skema new normal di sektor pendidikan, pariwisata, hingga tempat hiburan. "Untuk detailnya nanti seperti apa sedang dibahas," kata dia di Kompleks Kepatihan pada Jumat, 22 Mei 2020.
Pertama, di bidang pendidikan saat new normal mendatang satu meja di ruang kelas hanya diduduki satu orang murid. Sebelum terjadi pandemi Covid-19, satu meja diisi dua orang murid. "Semisal satu kelas biasanya diisi 30 siswa maka hanya 15, tapi ini masih perumpamaan," katanya.
Skema lainnya, akan ada kelas yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sedangkan, kelas lainnya melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka. Siswa pun diwajibkan menggunakan masker. Apabila siswa datang ke sekolah namun tidak menggunakan masker akan dikenakan poin.
Kedua, bidang pariwisata, suatu objek wisata maksimal hanya bisa dikunjungi 100 wisatawan. Wisatawan lainnya harus mengantre dahulu untuk bisa masuk. "Tunggu ada orang yang pergi dulu baru ia bisa masuk," jelasnya.
Ketiga, untuk sektor perhotelan, pengelola hotel harus menyediakan tempat cuci tangan serta hand sanitizer sesuai dengan jumlah tamu hotel. "Untuk tempat hiburan protokolnya juga sedang disiapkan oleh divisi yang menangani di gugus tugas," kata dia.
Selama ini masih ada orang yang tidak cuci tangan, harapannya setelah adanya Covid-19 orang mulai cuci tangan.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Tim Partisipasi Percepatan Masyarakat Penanganan Covid-19, Andrianto Purnawan menuturkan, Covid-19 akan terus ada sampai ditemukan vaksinnya. Dengan begitu, jika ingin memulai kehidupan seperti biasa, masyarakat diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS). "Dengan PHBS bisa mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19," katanya.
Persiapan Dinas Pariwisata DIY menghadapi new normal pasca pandemi Covid-19. (Grafis: Humas Pemda DIY)
Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat masyarakat sadar akan pentingnya PHBS. "Selama ini masih ada orang yang tidak cuci tangan, harapannya setelah adanya Covid-19 orang mulai cuci tangan," ujarnya.
Tatanan Baru Sektor Pariwisata Yogyakarta
Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY akan kembali membuka sejumlah destinasi wisata. Namun demikian, destinasi wisata yang akan dibuka hanya yang sudah siap menerapkan protokol kesehatan terkait pencegahan Covid-19.
Kepala Dinpar DIY, Singgih Raharja mengatakan, destinasi wisata akan dibuka secara bertahap. Destinasi wisata yang dinyatakan sudah siap baik sarana dan sumber daya manusianya (SDM). "Yang sudah siap (pengelola destinasi wisata) dulu, yang belum dibuka (destinasi wisata) siap akan menyusul," ujarnya, Jumat, 22 Mei 2020.
Adapun persiapan yang telah dilakukan dengan memberikan stimulus pemasangan wastafel sebanyak 250 di 50 destinasi wisata. Selain itu, pembekalan terhadap pengelola destinasi wisata pun diberikan yakni pelatihan pemasaran selama masih ada Covid-19, manajemen pengunjung, dan panduan. Pembekalan dilakukan secara daring atau online.
Segala persiapan itu dilakukan agar dibukanya kembali destinasi wisata tidak memicu peningkatan kasus Covid-19. "Kalau tidak ada protokol kesehatan malah penularan Covid-19 bisa terjadi di tempat wisata," tegasnya.

Singgih menyebut tiga destinasi wisata yang akan segera dibuka pada 8 Juni 2020 yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko. Pasalnya, ketiga candi tersebut masuk ke dalam lima langkah perbaikan ekonomi yang terdampak akibat Covid-19.
"Kementerian BUMN belum lama ini menyatakan begitu (dibukanya tiga candi), ketiga candi itu kan dikelola oleh Taman Wisata Candi (TWC) yang tidak lain milik BUMN," katanya.
Menurut dia, ihwal rencana dibukanya wisata di Yogyakarta pada Oktober yang akan datang, dibuat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu bisa saja terjadi. "Ya bisa saja dibuka Oktober, tapi enggak menutup kemungkinan bisa lebih awal atau pun diundur," katanya.
Ia menambahkan, pembukaan destinasi wisata mengacu pada tiga aspek yakni kesiapan baik destinasi maupun SDM dan melihat situasi kondisi perkembangan Covid-19, ketika grafik kasus pandemi Covid-19 telah landai atau mengalami penurunan, rekomendasi dari Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY.
"Kami juga mengikuti instruksi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X jika menghendaki destinasi wisata mana saja yang diizinkan beroperasi lagi," katanya. []
Baca Juga:
- Borobudur dan Prambanan Menuju The New Normal
- PAN DKI Dukung Jakarta Melangkah ke Era New Normal
- Protokol New Normal Belum Tepat Diterapkan di Jatim