Yogyakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus melakuka persiapan menjelang libur panjang Maulud Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama akhir Oktober 2020, terutama menyambut datangnya wisatawan ke Kota Pelajar ini. Persiapan ditekankan agar para wisatawan menjalankan protokol kesehatan (prokes) dengan sebaik mungkin.
“Kami menekankan kepada wisatawan dan juga para pelaku usaha agar menjalankan protokol kesehatan dengan benar. Prinispnya warga aman dan wisatawan juga nyaman,” kata Wakil Wali (Wawali) Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Sabtu, 24 Oktober 2020.
Baca Juga:
Wawali mengatakan, penggunaan prinsip tersaebut dilakukan demi langkah pemulihan ekonomi. Maka, menjalankan protokol kesehatan menjadi sebuah hal mutlak yang harus dilakukan. Pelibatan seluruh instansi mulai dari Pemkot dan jajaran hingga Polri dan TNI dikerahkan agar prokes tersebut benar-benar diterapkan.
“Sudah menjadi tekad kami bersama, pemulihan ekonomi dilakukan dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat di mana dan kapan pun, untuk memutus rantai sebaran virus,” tegas dia.
Kami menekankan kepada wisatawan dan juga para pelaku usaha agar menjalankan protokol kesehatan dengan benar.
Heroe pun berharap, kejadian Agustus 2020 lalu jangan sampai terulang lagi. Pasalnya, saat itu kasus penyebaran virus corona di Kota Gudeg ini melonjak cukup signifikan seusai melewati libur panjang.
Peningkatan jumlah itu terutama di kawasan-kawasan yang menjadi jujugan wisatawan. Salah satunya kawasan Malioboro yang diprediksi menjadi pusat keramaaian, kini semakin diperketat protokol kesehatannya. “Makanya, saat ini semua pelaku usaha di Malioboro, selain masker, juga memakai face shield,” imbuh dia.
Dua orang tentara membagikan masker gratis ke pengunjung kawasan Malioboro yang tak membawa masker saat melakukan patroli di kawasan itu, Kamis, 22 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Gading Persada)
Meski melakukan penegakan prokes yang sangat ketat, Wawali mengaku hal itu bukan berarti ingin membuat suasana Kota Yogyakarta menjadi sebuah kota yang menakutkan. Namun, hal itu dilakukan agar tetap membuat suasana dan kondisi Malioboro nyaman, tidak tegang dan senantiasa menghibur. “Pembatasan wisatawan di Malioboro yang maksimal satu zona dibatasi 500 orang masih berlaku dan diterapkan dalam libur panjang nanti,” kata Heroe.
Pria yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta ini mengungkapkan sejauh ini, Pemkot Yogyakarta sudah mengkoordinasikan pelaksanaan protokol kesehatan kepada para pelaku pariwisata. hotel, restoran, kafe, warung, hingga destinasi wisata di seluruh Kota Yogyakarta.
Baca Juga:
Para pelaku usaha pun sudah diinspeksi secara acak untuk memastikan ketertiban para pengelolanya dalam menjalankan protokol kesehatan. “Selama liburan nanti kami juga terus melakukan monitoring, sekaligus penegakan yustisi, agar semua terkondisi menjalankan protokol kesehatan dengan baik,” tutur dia.
Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti secara tegas tidak pernah melarang wisatawan untuk datang ke kotanya asalkan dalam keadaan sehat serta melaksanakan secara ketat protokol kesehatan yang berlaku. Sebagai kepala daerah punya kewajiban untuk melindungi warga Kota Yogyakarta khususnya dan DIY pada umumnya agar tidak tertular virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut.
“Silakan datang ke Yogya namun pastikan anda (wisatawan) sehat. Kewajiban saya melindungi warga Kota Yogya khususnya, dan DIY umumnya agar tidak tertular virus,” kata Haryadi.
Baca Juga:
Haryadi mengungkapkan, salah satu pencegahan yakni dengan memaksimalkan portal-portal pemantauan mobilisasi masyarakat seperti QR Code atau Jogja Pass yang dimiliki Pemerintah Daerah (Pemda) DIY. Tak hanya itu para petugas di lapangan juga akan aktif untuk menanyakan kondisi kesehatan para wisatawan yang tengah berada di destinasi wisata di Kota Yogyakarta.
“Sekarang sudah lazim, dulu mungkin saya tidak sopan tanya kamu itu sehat tidak. Lalu harus ada identitas diri dan identitas kesejatan. Identitas kesehatan itu dengan rapid non reaktif dan hasil swab negatif,” tandas Haryadi. []