Yudi Latief Undang GMKI Bicarakan Pancasila dan Toleransi

Yudi Latief undang GMKI bicarakan Pancasila dan toleransi, sekalian mengklarifikasi ketidakhadirannya dalam kegiatan IID di Ambon pada Minggu (19/11) lalu.
SALING TUKAR BUKU: Pertemuan UKP-PIP dan GMKI diakhiri dengan saling bertukar buku sebagai simbol kerjasama positif untuk depannya. (Foto: Dok/PP GMKI)

Jakarta, (Tagar 23/11/2017) - Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latief mengklarifikasi ketidakhadirannya dalam kegiatan International Interfaith Dialogue (IID) yang berlangsung di Ambon pada Minggu (19/11) lalu.

“Saya tidak ada niat menelantarkan,” kata Yudi Latief di Jakarta, Kamis (23/11).

Hal tersebut disampaikan Yudi Latief kepada Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia yang sengaja ia undang tadi pagi untuk datang ke kantor UKP-PIP di Jl Veteran III, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan itu, Yudi Latief juga memastikan kerjasama antara UKP-PIP dan GMKI tetap berlanjut. Kepastian ini ditegaskan Yudi Latief selaku Kepala UKP-PIP yang menyampaikan pentingnya setiap warga negara menjalin komunikasi dan bekerja bersama dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila.

"Pertemuan tadi berlangsung dengan santai dan mendiskusikan isu-isu kekinian terkait Pancasila, termasuk implementasi Pancasila dalam hubungannya dengan berbagai sektor antara lain pariwisata, pemilihan umum, dan industri,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sahat Martin Philip Sinurat saat dihubungi setelah pertemuan tersebut.

Sahat mengatakan, pihaknya juga menyampaikan bahwa GMKI selama berpuluh tahun selalu konsisten memegang teguh Pancasila dan memantapkan nilai-nilai Pancasila kepada para anggota.

“Beberapa waktu terakhir ini kita juga semakin gencar bergerak, salah satunya dengan melakukan International Interfaith Dialogue dan membangun Monumen Toleransi di Wayame, Ambon. Generasi muda harus menjaga perdamaian, jangan terprovokasi upaya kelompok tertentu untuk memecah-belah persatuan bangsa," tuturnya.

Sahat mengungkapkan bahwa Yudi Latif menerangkan tugas UKP-PIP yang sejak terbentuk mengemban tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat dan berbagai lembaga.

"Yudi Latif tadi mengajak GMKI dan setiap organisasi kepemudaan untuk menjalin kolaborasi positif. Sebagai bentuk simbolis, tadi kita bertukar buku, karena bulan lalu GMKI baru meluncurkan buku Pancasila Rumah Bersama, di mana Yudi Latif memberikan sekapur sirih di buku itu," jelas Sahat.

Terkait persoalan ketidakhadiran Kepala UKP-PIP sebagai keynote speaker dalam kegiatan International Interfaith Dialogue di Ambon, Sahat menyampaikan bahwa acara sudah selesai dan hal-hal positif yang harus disuarakan pasca kegiatan ini.

"Acara sudah selesai dengan baik dan tugas kita bersama melanjutkan pesan perdamaian yang kita deklarasikan di Ambon. Tadi kami menyampaikan permintaan maaf jika ada hal yang kurang berkenan namun juga ada kekecewaan teman-teman atas ketidakhadiran Kang Yudi,” tukas Sahat.

“Beliau sampaikan bahwa tidak ada maksud untuk menelantarkan para peserta dan sepertinya ada komunikasi yang tidak berjalan baik," imbuhnya.

Sahat melanjutkan, "Persoalan ini sebagai pendewasaan bagi kedua belah pihak. Tentunya tidak membuat kita berhenti bergerak dalam menerapkan Pancasila, justru saat ini kita bertemu dan menjalina kerjasama strategis ke depannya."

Saat bertemu Yudi Latief, Sahat didampingi Sekretaris Umum GMKI Alan Christian Singkali, Kabid Aksi Pelayanan Martin Siahaan dari PP GMKI, serta Togi Sirait dan Pdt Martin Lukito dari pihak UKP-PIP. (yps)

Berita terkait