Jakarta – Pakar Politik Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Wasisto Raharja Jati mengatakan bahwa Yusril berada di atas angin dibandingkan Hamdan. Itu karena berdasarkan jam terbang dan pengalaman politik Yusril lebih banyak.
“Kalau dilihat dari jam terbang dan pengalaman politik pak Yusril diatas angin dari pada Pak Hamdan Zoelva,” ucap Wasisto dalam wawancara di kanal YouTube Tagar TV, Jumat, 8 Oktober 2021.
Wasisto juga mengatakan bahwa beliau (Yusril Ihza) pernah ada di level eksekutif maupun yudikatif. Bahkan juga pernah sebagai legislatif. Sedangkan Hamdan Zoelva hanya baru sampai di level yudikatif.
Kalau dilihat dari jam terbang dan pengalaman politik pak Yusril diatas angin dari pada Pak Hamdan Zoelva.

“Karena beliau (Yusril Ihza) pernah di level eksekutif maupun yudikatif. Bahkan juga pernah sebagai legislatif. Artinya rangkap pengalamannya (Yusril Ihza). Sedangkan kalau Pak Hamdan baru di level yudikatif,” ucapnya.
Jadi, perimbangan pengalaman ini yang sekiranya membuat Yusril Ihza berada di atas angin dibandingkan Hamdan Zoelva. Namun, pengalaman belum tentu berbanding lurus dengan apa yang dilihat sekarang ini.
- Baca Juga: Rahmad : Hamdan Zoelva Ketularan Virus Bohong Demokrat AHY
- Baca Juga: Berlanjut! Yusril Buka Suara Soal Tuduhan Rp 100 M
Menurut Wasisto, masalah ini murni karena masalah di dalam internal partai yang sebenarnya itu tidak perlu sampai ke ranah eksternal dan menunjukkan bahwa Hamdan Zoelva itu sebagai bentuk penjaga moral supaya intervensi politik di suatu masalah partai itu sampai dibawa ke eksternal.
Lalu, Wasisto juga menanggapi mengenai komentar dari Yusri Ihza yang mengatakan dengan istilah “jeruk makan jeruk” dengan beranggapan bahwa sebenarnya makna atau istilah “jeruk makan jeruk” ini adalah perbandingan persamaan kemampuan teknis.
Jadi, dimana Yusril juga mempunyai latar belakang sebagai hukum tata negara, sementara Hamdan Zoelva juga sama mempunyai latar belakang sebagai hukum tata negara.
Wasisto juga menyebut bahwa Yusril Ihza itu terkenal sebagai seorang yang strategis, dimana beliau (Yusril Ihza) bisa berkelit ketika menghadapi masalah hukum. Dan inilah yang terkadang membuat banyak politisi heran dengan manuver Yusril yang terkadang itu sangat licin sekali.
Lanjutnya, kemudian ditarulah Hamdan Zoelva yang sama-sama dari Partai Bulan Bintang (PBB) dan mungkin tahu persis bagaimana manuver dari Yusril ini.
Sementara itu, Wasisto mempunyai pandangan mengenai sosok Hamdan Zoelva. Ia mengatakan bahwa Hamdan Zoelva ketika dulu menjabat sebagai Mahkamah Konstitusi (MK) kurang begitu menonjol dibandingkan dengan Mahfum MD yang menjadi ketua sebelumnya.
Karena Hamdan Zoelva itu cenderung mengerjakan hal-hal yang sifatnya normatif. Alhasil karisma dan pesona Hamdan Zoelva ini sebagai ketua Mahkamah Konstitusi dulu belum terlalu bersinar ketimbang Mahfud MD.
- Baca Juga: Makin Panas! Babak Baru Demokrat Kubu AHY Lawan Pro Moeldoko
- Baca Juga: Dua Alasan Menkumham Tolak Sahkan KLB Pro Moeldoko
Wasisto juga menyampaikan bahwa sebenarnya masalah internal partai mengenai AD ART itu merupakan masalah internal kesepakatan partai sendiri. Sehingga, jika AD ART itu diajukan di MA, maka itu dianggap sebagai kesalahan.
“Harusnya ada AD ART itu harus diselesaikan partai sendiri dari pada diselesaikan orang luar, apalagi yang berlatar belakang politis rival,” ucapnya.
(Alwin Widiyantoro)