Jakarta - Zakiah Aini, perempuan berusia 25 tahun, teroris lone wolf di Mabes Polri itu mulai kuliah di Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat, pada tahun 2013. Zakiah mengambil jurusan akuntansi. Nilai akademiknya tergolong bagus, indeks prestasi kumulatif di atas tiga. Ketika semester lima, Zakiah pamit cuti dan tidak pernah kembali ke kampus lagi.
Yang bersangkutan masuk tahun 2013 kemudian semester lima dan seterusnya tidak aktif.
Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Gunadarma Irwan Bastian dalam konferensi pers di Depok, Jawa Barat, Kamis, 1 April 2021.
Zakiah Aini (tampak depan) berjalan melewati rumput di pelataran Mabes Polri sebelum ditembak mati oleh polisi, Rabu sore, 31 Maret 2021. (Foto: Tagar/Screenshot Video)
"Yang bersangkutan masuk tahun 2013 kemudian semester lima dan seterusnya tidak aktif. Artinya kalau mengikuti aturan yang berlaku di Universitas Gunadarma, yang bersangkutan sudah tidak lagi sebagai mahasiswa Universitas Gunadarma," ujar Irwan Bastian.
Zakiah Aini tidak melapor ke kampus hingga batas waktu maksimum cuti, sehingga otomatis status mahasiswanya gugur.
Infografis Teror Mabes Polri. (Sumber: LKBN Antara)
Apa Itu Lone Wolf
Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyebut Zakiah Aini sebagai lone wolf. Lone wolf arti harfiahnya adalah serigala penyendiri. Istilah ini kemudian dilekatkan pada teroris yang bekerja sendirian, aktor penyendiri, pelaku tunggal, seseorang yang menyiapkan dan melakukan tindakan teror di luar struktur komando apa pun, tanpa bantuan materiil dari kelompok mana pun.
Pengamat terorisme menyebut serangan yang dilakukan lone wolf, jenis yang relatif jarang terjadi, tapi jumlahnya meningkat. Lone wolf merupakan strategi teroris untuk mempersulit polisi dalam mendeteksi jaringan teror. Seperti serigala penyendiri, tapi sesungguhnya telah dirancang pihak tertentu.
Zakiah Aini (tampak belakang) berjalan di pelataran Mabes Polri sebelum ditembak mati oleh polisi, Rabu sore, 31 Maret 2021. (Foto: Tagar/Screenshot Video)
Zakiah Aini dalam balutan pakaian panjang tertutup warna gelap, dengan jilbab ungu, membawa senjata api, mendatangi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Rabu sore, 31 Maret 2021. Awalnya kepada petugas di pos jaga, ia bertanya di mana letak kantor pos.
Setelah diberi tahu lokasi kantor pos, Zakiah berjalan sesuai arahan petugas, tapi kemudian kembali lagi dengan memberondongkan senjata api, enam kali tembakan. Polisi yang awalnya berniat melumpuhkannya, refleks melakukan tindakan terukur dengan mematikannya.
Berita relevan dalam Fokus: Teror Mabes Polri