Maros - Sejumlah warga di Maros, Sulawesi Selatan mengaku sulit mendapatkan tabung gas elpiji 3 kilogram (Kg) sejak sepekan terakhir. Bahkan, jika ada yang menjual harganya akan meningkat hingga hampir dua kali lipat.
"Kalau harga normal, gas elpiji 3kg itu biasanya dijual Rp15 ribu pertabung. Tapi saat kondisi langka begini, biasanya ada yang menjual dengan Rp 25 ribu, tapi meski begitu tetap dibeli juga karena sudah menjadi kebutuhan," kata Nurhani, salah seorang warga BTN Tumalia, Maros, Selasa 13 Agustus 2019.
Menurutnya, meski harga tidak seperti biasanya, stok tabung gas elpiji 3kg tetap bisa tersedia. Sebab jika tidak tersedia lagi maka terancam tidak bisa memasak atau kembali menggunakan kayu bakar sebagai alternatif.
Artikel lainnya: Taman Wisata Bantimurung Maros, Masuk Wisata Unggulan
"Sudah dua hari saya keliling cari gas 3kg tapi tidak dapat. Walaupun mahal tapi tetap kosong. Makanya kemarin saat mau lebaran terpaksa memasak hidangan dengan menggunakan kayu bakar," ujar wanita yang akrab disapa Hani itu.
Pertamina Gelar Operasi
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Maros bekerja sama PT Pertamina melakukan operasi pasar (OP) tabung gas elpiji 3 kg. Operasi pasar ini dilakukan di empat kecamatan, yakni Turikale, Marusu, Maros Baru, dan Kecamatan Mandai. Setiap kecamatan disiapkan sekitar 560 tabung gas.
Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (Kopumdag) Kabupaten Maros, Kamaluddin Nur, menjelaskan operasi ini dilakukan untuk menjawab keresahan warga terkait kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg yang sudah terjadi selama dua pekan terakhir.
"Harga dipastikannya lebih murah dari yang dijual pedagang di luar operasi pasar. Untuk memperoleh tabung gas, warga cukup membawa fotokopi KTP-nya. Sementara setiap warga hanya berhak membeli dua tabung gas elpiji 3 kg," kata Kamaluddin. []
Artikel lainnya: Relawan Beri Bantuan Air Bersih pada Warga Maros
