Pesan Galungan dari Magelang untuk Umat Hindu

Perayaan Galungan di Magelang membawa pesan spiritual ke umat Hindu Tanah Air. Apa pesannya?
Perayaan Galungan di Magelang dirayakan ratusan umat Hindu dari Magelang dan wilayah sekitar, Rabu, 19 Februari 2020. (Foto: Tagar/Solikhah Ambar)

Magelang - Hari Galungan dirayakan umat Hindu se-Tanah Air pada Rabu, 19 Februari 2020. Tak terkecuali di wilayah tengah Jawa Tengah yang perayaannya dipusatkan di Pura Wira Buwana, kompleks Akademi Militer, Magelang. 

Jadi Galungan ini merupakan hari pertempuran antara dharma dan adharma.

Ada pesan spiritual yang disampaikan Ketua Parisaha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Magelang, Gede Mahardika di perayaan Galungan tahun ini. Bahwa Galungan menjadi momentum pengingat diri umat Hindhu untuk selalu berbuat baik. Sebab Galungan menjadi wahana instropeksi dharma atau perbuatan baik dan adharma atau perbuatan tidak baik.

"Jadi Galungan ini merupakan hari pertempuran antara dharma dan adharma. Pertempuran sebenarnya bukan berakhir pas perayaan Galungan, tapi masih 10 hari ke depan," kata dia, Kamis, 20 Februari 2020.  

Gede menjelaskan selama 10 hari ke depan, umat Hindu melakukan pemujaan kepada dewa dewi dan juga leluhur. Menurutnya, umat Hindu percaya bahwa mulai tiga hari lalu, leluhur-leluhur mereka yang sudah meninggal diberi kesempatan untuk menengok dan menyambangi keturunan mereka di dunia.

"Maka di rumah masing-masing ada tempat persembahyangan khusus untuk leluhur. Di sana disiapkan sesaji-sesaji berupa makanan dan minuman kesukaan beliau pada saat hidup," ungkap Gede.

Perayaan Galungan sendiri, kata dia, memiliki rangkaian kegiatan yang panjang. Diawali di kegiatan tiga hari sebelumnya, mulai Jumat,14 Februari 2020 sampai Minggu, 16 Februari 2020. Puncaknya dirayakan pada hari kemarin dengan melakukan sembahyang di pura. 

"Kami bersembahyang di pura, dengan harapan bisa menilai bahwa diri ini baik atau belum. Pertempuran sebenarnya tapi tidak bertempur dalam artian kasar, tapi menilai diri, introspeksi kemudian kami memuja para dewa, Tuhan, kemudian leluhur," tutur dia. 

Berlanjut  mulai hari ini hingga 10 hari ke depan, umat Hindu akan melakukan pertempuran di rumah masing-masing untuk memenangkan kebaikan. "Sehingga nanti 10 hari, jatuhnya pada tanggal 29 Februari, di Hari Raya Kuningan itu betul-betul kami menjadi orang yang baik kembali, orang unggul, orang yang menang di pertempuran ini," ucapnya. 

Gede menambahkan dalam perayaan Galungan tahun ini, ada harapan tersendiri yang dipanjatkan oleh umat Hindu. Dengan adanya pergolakan dunia yang semakin ketat, umat Hindu berharap bisa tetap tampil baik. 

"Berharap bisa menjadi orang yang mampu introspeksi, orang yang bisa diajak berbicara, berpikir baik, diajak mencari solusi yang baik. Dan kami tetap pertahankan agama untuk kebaikan NKRI, serta terus membina toleransi antarumat beragama," katanya. 

Sementara di perayaan Galungan kemarin, ratusan umat Hindu dari Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Purworejo, dan daerah sekitar khusyuk merayakan Galungan di Pura Wira Buwana. Hujan deras yang mengguyur sejak sore hingga malam tadi tidak menghalangi niat mereka beribadah. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Hari Raya Galungan dan Kuningan, Apa Bedanya?
Hari Raya Galungan dan Kuningan banyak yang tidak tahu, ini penjelasannya.
Umat Hindu Rayakan Hari Suci Galungan Penuh Khidmat
"Umat Hindu pada hari Suci Galungan itu wajib melakukan introspeksi diri, agar sadar dan mengetahui, kebenaran yang sejati," kata Dr I Ketut Sumadi.
Foto: Semarak Umat Hindu Indonesia Rayakan Galungan
Hari Raya Galungan diperingati setiap 6 bulan sekali dalam penanggalan Bali.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.