Teror Harimau, Warga Subulussalam Aceh Semakin Cemas

Penampakan harimau yang melintas di sekitar perkebunan kelapa sawit di Subulussalam, Aceh menambah keresahan warga
BKSDA Aceh mendatangkan pawang untuk melakukan pengusiran harimau yang tengah berkeliaran di sekitar permukiman penduduk di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, beberapa hari yang lalu (Foto: Tagar/Dok. BKSDA)

Subulussalam - Teror harimau membuat warga Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, cemas.

Penampakan harimau yang melintas di sekitar perkebunan kelapa sawit di desa itu menambah keresahan warga. Seperti beberapa hari yang lalu, di malam hari dikabarkan salah seorang warga telah melihat dua ekor harimau tengah melintas tidak jauh dari permukiman penduduk.

Pengusiran dengan menurunkan pawang, harimau tersebut menjauh dari desa dan kembali ke habitat hutan.

Penampakan si raja rimba itu pun hebohkan warga setempat, sehingga sejumlah warga pun mendatangi lokasi penampakan harimau. Alhasil, warga pun mendapati sejumlah jejak kaki harimau yang masih baru yang radiusnya sekitar 20-an meter dari bibir perkampungan.

Karena merasa diteror dan dikhawatirkan harimau nantinya dapat mencelakai warga pun meminta pihak terkait untuk dapat memburu harimau itu untuk dapat dievakuasi dari desa tersebut.

Dalam menangani konflik satwa tersebut, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh saat ini telah terjun ke lokasi untuk mereda situasi kecemasan yang dirasakan oleh warga di desa tersebut.

"Hari ini petugas lapangan ground cek ke lokasi dan mereda situasi di desa, selanjutnya kita upayakan pemasangan camera trap agar lebih jelas jumlah harimau tersebut," kata Staf BKSDA Aceh wilayah Subulussalam, Zaynul Wahyudin saat dikonfirmasi Tagar, Selasa, 25 Februari 2020.

Sementara, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Aceh, Hadi Sofyan yang dihubungi Tagar melalui sambungan telepon mengatakan, tim Balai KSDA Aceh bersama mitra dari Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) telah melakukan upaya penanganan konflik harimau baik melalui patroli di malam hari untuk memberi rasa nyaman kepada masyarakat serta telah menurunkan pawang harimau ke lokasi.

"Kami berharap pengusiran dengan menurunkan pawang, harimau tersebut menjauh dari desa dan kembali ke habitat hutan. Selanjutnya kita akan memasang camera trap untuk mengetahui kondisi dan jumlah harimau di lokasi konflik," katanya.

Jika pengusiran harimau metode pawang nantinya tidak berhasil menghalau harimau masuk ke dalam hutan maka penanganan selanjutnya yang akan diambil adalah melakukan evakuasi terhadap harimau tersebut.

"Kami akan minta arahan kepala Balai KSDA Aceh untuk penanganan lebih lanjut terhadap harimau tersebut, untuk dilakukan evakuasi," ujarnya.

Sebelumnya, seperti yang diberitakan oleh media ini pada beberapa Minggu yang lalu teror harimau ini juga terjadi di Desa Darul Makmur, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh yang telah memangsa ternak warga di sana.

Diduga penampakan harimau yang baru-baru ini muncul di Desa Singgersing adalah harimau yang sama, sebab, Desa Singgersing adalah desa yang berbatasan dengan Desa Darul Makmur, maka diyakini bahwa kedua desa tersebut merupakan lintasan jelajah daripada harimau tersebut.[]

Baca juga: 

Berita terkait
Tes CPNS Kemenag Aceh Dimulai 3 Maret Mendatang
Kemenag Aceh menetapkan jadwal tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2020 dimulai pada 3-10 Maret 2020 mendatang.
Gadis Cantik Asal Nias Masuk Islam di Aceh
Seorang gadis asal Nias Utara, Sumatera Utara, Nerilois Harefa, resmi memeluk islam di Aceh.
Gajah Liar Ditemukan Terjerat 3 Minggu di Aceh
Seekor gajah Sumatera ditemukan warga terkena jerat di Desa Alue Leuhop, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh.
0
SDR: Kenapa KPK Tak Kunjung Panggil Gubernur DKI, Dispora, Bank DKI & FEO
Sementara dalam kepentingan penanganan kasus dugaan korupsi, baik Mabes Polri dan KPK tentunya akan merujuk pada hasil pemeriksaan BPK.