Jakarta - Australia belum mempertimbangkan untuk melakukan karantina menyeluruh atau lockdown meskipun jumlah kasus virus corona Covid-19 mengalami lonjakan. Pemerintah Negeri Kangguru ini baru menutup layanan yang tidak penting.
Seperti diberitakan dari BBC News, Senin, 22 Maret 2020, pub, klub, gimnasium, bioskop dan tempat-tempat ibadah akan ditutup mulai Senin, 23 Maret 2020, tengah hari. Sementara untuk bisnis makanan seperti restoran dan kafe harus beralih ke layanan di bawa pulang (takeaway).
Swalayan, pom bensin, apotek tetap buka
Negara bagian New South Wales (NSW) merupakan yang paling terparah terkena dampak virus corona dengan 533 kasus. Setelah itu negara bagian Victoria dengan jumlah kasus 296 orang dan Queensland dengan 259 kasus.

Kebijakan pembatasan yang baru ini akan membuat banyak bisnis tutup. Namun swalayan pompa bensin, apotek dan layananan pengiriman barang tetap berjalan.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengingingkan proses belajar di sekolah tetap berjalan. Namun tak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan perintah belajar di rumah apabila orangtua bisa melakukan pengawasan.
Baca Juga: 11 Negara yang Terapkan Lockdown karena Virus Corona
Jumlah meninggal tujuh orang
"Saya tidak menginginkan anak-anak kita kehilangan pendidikan,' tuturnya, Beberapa negara bagian, termasuk Victoria telah mengisyaratkan akan menutup sekolah.
Berdasarkan data, jumlah orang yang tewas terkena Covid-19 mencapai tujuh orang. Namun pemerintah Australia belum mempertimbangkan untuk melakukan lockdown. Namun melihat masih banyak warga yang membandel dan tidak
memperdulian imbauan untuk melakukan social distancing atau jaga jarak. Pemerintah mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah baru setelah melihat kerumunan besar di pantai Sydney.
Simak Pula: Covid-19, Prancis Akan Denda Warga Langgar Lockdown
Morrison mengatakan pemerintah federal dan negara bagian telah memutuskan untuk bertindak karena banyak orang Australia yang tidak mematuni peraturan. Namun menurutnya, pemerintah belum mempertimbangkan untuk mengunci di rumah. "Itu bukan ukuran yang telah dipikirkan pada saat ini," ucapnya.
Kepala petugas medis, Brendan Murphy mengatakan orang-orang terutama kalangan muda harus menyadari bahaya mengintai bila mereka tak peduli dan menganggap entang virus corona. "Mereka harus sadar dan berhenti keluar untuk membantu pemerintah mengendalikan virus," katanya.[]